cara menjadi ux writer
Tips Belajar

Cara Menjadi UX Writer yang Banyak Perusahaan Butuhkan

Sejak kemunculannya, profesi User Experience Writer (UX writer) makin terlihat menjanjikan. Banyak anak muda yang tertarik dan bahkan menjadikannya sebagai profesi impian.

Ngomong-ngomong, apa sih UX writer? Mengapa profesi baru ini begitu banyak peminatnya? Lalu, bagaimana cara menjadi UX Writer atau penulis UX yang andal agar perusahaan lirik? Kita bahas, yuk!

Perkembangan teknologi membuat hidup jadi lebih mudah dan simpel. Apa pun kini sudah serba menggunakan aplikasi. Dari ponsel di genggaman, kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan, termasuk dalam memenuhi kebutuhan. 

Lantaran memudahkan pengguna, setiap perusahaan berlomba-lomba membuat aplikasinya sendiri. Nah, dalam pembuatan aplikasi, peran UX writer itu sangat penting. Itulah alasannya profesi ini begitu banyak peminat, terutama anak muda karena memang lagi banyak perusahaan cari, nih. 

Namun, karena permintaan akan UX Writer belum seimbang dengan jumlah SDM yang tersedia, gajinya jadi terbilang menjanjikan. So, wajar banget sih kalau makin banyak orang ingin belajar jadi UX writer

Apa Itu UX Writer?

UX writer adalah seseorang yang bertugas menuliskan copy untuk produk berbasis digital, seperti aplikasi atau website. Semua tulisan yang kamu lihat di dalam aplikasi itu UX writer lah yang membuat. 

Tulisan atau copy-nya gak penulis UX buat sembarangan. Ada riset khusus terhadap pengguna atau pelanggan yang memang terbiasa menggunkan aplikasi tersebut. Nah, dari hasil riset itulah yang jadi salah satu pertimbangan dalam menentukan tulisan dalam aplikasi web atau mobile

Apa Tugasnya?

Penulis UX tentunya akan bekerja sama dengan tim desain, konten, dan produk. Namun, ada beberapa tugas umum dan tanggung jawab jika kamu tertarik dengan profesi ini:

  1. Membuat copy untuk produk dan website dengan memerhatikan alurnya.
  2. Mengikuti guideline dan gaya penulisan yang sudah perusahaan/klien tetapkan. 
  3. Membuat strategi jangka panjang untuk konten.
  4. Membaca data dan menggunakannya untuk merencanakan strategi konten.
  5. Bekerja sama dengan berbagai divisi untuk memastikan copy sesuai dengan keseluruhan tujuan perusahaan.
  6. Memahami strategi kunci pada produk dan menerjemahkannya pada copy yang penulis UX buat.

Dari beberapa tugas di atas, pekerjaan UX writer ternyata gak hanya menulis, tapi juga mempelajari menjadi content strategist, copywriter specialist, dan lain-lain. Keren, kan?

Baca Juga: 5 Tugas Content Creator, Ternyata Bukan Hanya Bikin Konten

Perbedaan UX Writer, Content Writer, dan Copywriter

Lantaran sama-sama penulis, banyak yang mengira kalau UX writer, content writer, dan copywriter itu sama. Padahal, kalau melihat job desc-nya, profesi ini jelas berbeda.

Content writer biasanya membuat tulisan panjang untuk di situs, website, atau blog, copywriter membuat tulisan yang lebih padat dan komprehensif untuk memasarkan produk sehingga tepat sasaran, sedangkan UX writer menuliskan copy di web atau aplikasi untuk memandu pengguna web atau aplikasi.

Selain itu, berikut perbedaan di antara ketiga profesi tersebut:

  1. Tulisan dari content writer bisa berupa artikel populer dengan keyphrase tertentu, atau bahkan berita yang tren. Yang jelas, tulisannya detail dan spesifik sehingga memuat semua informasi. Content writer umumnya berkolaborasi bersama editor bahkan SEO specialist.
  2. Copywriter harus punya kemampuan merangkai kata yang membuat target market langsung tertarik untuk membeli atau mengakses produk. Rangkaian copy menarik tersebut dalam segala jenis konten digital, baik foto maupun video. 
  3. Sekilas UX writer mirip dengan copywriter. Bedanya, penulis UX hanya akan menuliskan copy di web atau aplikasi. Peran ini gak menuliskan copy untuk strategi marketing lainnya, seperti email blast hingga promosi produk di media sosial. Namun, di beberapa perusahaan berkembang yang skala bisnisnya masih kecil, copywriter akan dilimpahkan tugas untuk menjadi UX writer juga. 

Baca Juga: 5 Alasan Orang Ingin Berkarier sebagai Content Writer

Skill Apa yang Harus UX Writer Kuasai?

Nah, kembali ke topik utama, bagaimana cara menjadi penulis UX yang baik supaya banyak perusahaan lirik? Pada dasarnya, mereka yang memiliki pengalaman menulis content hingga copywriting bisa menjadi UX writer. Namun, tentunya tetap ada skill khusus yang memang harus kamu tingkatkan. Berikut skill set yang harus kamu kuasai:  

  1. Mampu menulis copy dalam berbagai format, mulai dari microcopy yang singkat sampai copy yang cukup panjang.
  2. Memahami konsep desain produk dan menghubungkannya dengan keseluruhan tujuan bisnis.
  3. Mampu mengolah, menelusuri, dan menganalisis data. Menjadikan data menjadi insight sebagai dasar memutuskan strategi apa yang cocok setelahnya.
  4. Mampu menulis komponen UX, baik untuk produk maupun website dan aplikasi. 
  5. Mampu bekerja secara tim karena akan banyak berhubungan dengan berbagai bidang kerja yaitu UX designers, product manager, developer, dan lainnya.
  6. Selalu peka terhadap tren digital yang sangat dinamis agar up to date
  7. Memiliki penguasaan diksi yang sesuai perkembangan zaman. 

3 Hal Penting yang Harus UX Writer Perhatikan

Selain memiliki skill set di atas, ada beberapa hal penting lainnya yang harus UX Writer perhatikan. Apa sajakah itu? Yuk, cek satu per satu! 

1. Memastikan semua orang mengerti

Menulis untuk UX memang sekilas sama dengan menulis iklan. Bedanya, kalau di iklan kamu lebih bebas mengeksplorasi gaya penulisan, cara penyampaian, pemakaian metafora, dan lain-lain.

Kalau untuk UX, kamu harus bisa memastikan semua orang mengeri kata yang kamu tulis. Keindahan kata bukan yang utama. Yang terpenting adalah pengguna mudah mengerti kata tersebut. Jika ada pengguna yang malah kebingungan atau membutuhkan waktu lama saat membaca informasi di aplikasi, artinya ada yang salah dengan copy yang kamu buat. 

2. Singkat lebih baik

Tampilan pada layar sangat terbatas. Artinya, tulisan atau copy yang bisa kamu tampilkan juga terbatas. Terlalu panjang akan membuat informasi terpotong. So, pastikan kamu menggunakan kata yang singkat, tapi juga jelas.

3. Jangan cuma jelas, tapi persuasif

Selain jelas, copy yang kamu gunakan juga harus dapat mengundang pengguna aplikasi atau web melakukan aksi lanjutan. Kata-kata yang kamu letakan di dalam situs atau aplikasi baiknya bisa mendorong pengguna mengerti dan tertarik untuk membeli produkmu. 

Baca Juga: 6 Tugas Copywriter, Ternyata Gak Cuma Menulis Copy

Nah, itulah informasi penting terkait UX writer yang perlu kamu ketahui. Sekali lagi, profesi ini sedang banyak perusahaan cari. Namun, masih sedikit jumlah SDM yang mumpuni sehingga membuat kompetensi menjadi semakin ketat.

Kalau kamu memang tertarik menjadi UX writer, cobalah melatih kemampuan dalam merangkai pesan dengan sederhana, singkat, efektif, dan efisien. Jika sembarangan memuat informasi dalam aplikasi, bisa membuat pengguna bingung dan berpotensi kehilangan mereka.  

Tahukah kamu relevansi kemampuan lulusan perguruan tinggi di Indonesia dengan kebutuhan industri berada di kisaran 64% berdasarkan Future of Jobs Report, World Economic Forum 2020? Sambil mempersiapkan diri dan skill kamu sesuai dengan kebutuhan industri, kamu bisa ikutan kelas Memulai Karier sebagai UX Writer di sini.

Gak hanya upgrade skill dan dapat insight dari profesional berpengalaman di bidangnya, kamu juga akan dapat sertifikat dari institusi ternama Singapura, plus bisa mengikuti kelas secara online dari mana saja. Flexible, kan? Yuk, buruan ikutan kelasnya sekarang!

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *