Tahukah kamu kalau tiap 17 Juni, masyarakat dunia merayakan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia? Sepertinya hari peringatan yang dalam bahasa Inggris adalah World Day to Combat Desertification and Drought ini masih kurang populer. Padahal, topik ini sangat penting, loh!
Deklarasi Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia pertama kali oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ialah pada 1994 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan bahaya degradasi lahan bagi keberlangsungan hidup manusia. Lalu, apa itu degradasi lahan dan kekeringan dan gimana cara kita mencegahnya? Yuk, kita bahas, guys.
Apa Itu Degradasi Lahan?
Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap. Sebutan lain dari lahan terdegradasi adalah lahan gak produktif, lahan kritis, atau lahan tidur yang dibiarkan terlantar dan gak digarap, serta umumnya ditumbuhi semak belukar.
Degradasi lahan merupakan proses ketika kondisi lingkungan biofisik berubah akibat aktivitas manusia terhadap suatu lahan. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan bencana alam dan turut menjadi faktor yang mempengaruhi degradasi lahan antara lain banjir, longsor, dan kebakaran hutan.
Perubahan kondisi lingkungan tersebut cenderung merusak dan memiliki dampak negatif, yaitu bisa mempengaruhi produktivitas pertanian, kualitas lingkungan, dan memiliki efek terhadap ketahanan pangan. Berikut beberapa aktivitas manusia yang turut mempercepat proses degradasi lahan:
- Pembersihan lahan seperti tebang habis dan deforestasi.
- Praktik pertanian yang kurang baik.
- Penggembalaan hewan secara berlebihan.
- Irigasi yang jelek.
- Pengambilan air tanah secara berlebihan.
- Pembangunan rumah.
- Pertambangan.
- Pembajakan tanah secara berlebihan.
- Pertanian monokultur.
- Pembuangan sampah yang sulit terurai, seperti plastik.
Cara Mencegah Degradasi Lahan
Untuk mencegah degradasi lahan, pemerintah bisa mengatur regulasi terkait dengan penggunaan tanah, misalnya mengurangi penggunaan plastik dengan mewajibkan toko dan restoran menggunakan pembungkus yang mudah terurai. Namun, gimana dengan masyarakat biasa seperti kita? Berikut beberapa cara mencegah degradasi lahan yang bisa dilakukan setiap orang.
1. Kurangi sampah plastik
Kini, beberapa waralaba makanan gak menggunakan sedotan plastik dan kantong plastik. Mereka bukannya ngirit, tapi ada alasan kuat di balik itu. Plastik adalah bahan yang sulit sekali untuk terurai secara alami. Oleh karena itu, kita harus mengurangi penggunaan plastik untuk upaya pelestarian lingkungan hidup. Coba deh, kamu bawa tote bag saat berbelanja di pasar. Saat makan di luar, gunakan sumpit dan sedotan milik sendiri yang terbuat dari besi sehingga bisa kamu cuci dan gunakan kembali.
2. Kelola sampah dengan benar
Ini sih seharusnya sudah gak perlu goKampus ingatkan, ya. Pengelolaan sampah adalah salah satu bagian terpenting dari pelestarian lingkungan hidup. Recycle saja barang yang bisa kamu gunakan kembali. Selalu buang sampah sesuai pada tempat dan kategori sampah tersebut. Jangan pernah membuang sampah ke area perairan seperti sungai atau selokan. Jika bandel, jangan salahkan siapa-siapa jika tiba-tiba daerahmu kebanjiran.
Baca Juga: 7 Contoh Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Keseharian
Selain Degradasi Lahan, Gimana dengan Kekeringan?
Kekeringan adalah kondisi ketika suatu wilayah, lahan, atau masyarakat mengalami kekurangan air, sehingga gak dapat memenuhi kebutuhannya. Kekurangan pasokan air dalam waktu yang lama akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.
Bencana kekeringan memiliki hubungan dengan berbagai faktor penyebab, bisa saja faktor tunggal atau hasil kombinasi dari berbagai faktor. Yuk, kita bahas faktor-faktor penyebab kekeringan!
1. Kemarau panjang
Kamu pasti paham kalau di Indonesia hanya ada dua jenis musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Biasanya, kekeringan terjadi pada musim kemarau. Terutama ketika musim kemarau terjadi secara berkepanjangan.
2. Vegetasi gundul
Umumnya, wilayah yang punya vegetasi lebat akan memiliki cadangan air yang lebih banyak, ketimbang wilayah dengan vegetasi kurang alias lahan gundul. Hal ini karena akar pada tanaman berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air hujan.
Sebaliknya, inflitrasi air yang meresap ke dalam tanah cenderung lebih sedikit pada lahan gundul. Gimana gak sedikit? Tanamannya saja kurang banyak, bahkan mungkin sama sekali gak ada.
3. Faktor masyarakat
Kekeringan karena masyarakat umumnya terjadi di wilayah dengan sumber daya manusia yang belum maju. Ini menyebabkan masyarakat gak bisa mengelola sumber daya air dengan benar dan efisien sehingga rentan mengalami kekeringan.
4. Sumber mata air habis dan jauh
Seperti sumber daya alam yang lain, sumber mata air juga bisa habis. Penyebabnya bisa faktor alami, seperti keringnya sungai bawah tanah dan perubahan iklim atau faktor manusia seperti adanya penebangan hutan. Ini terkait dengan faktor vegetasi gundul yang sudah goKampus bahas sebelumnya.
Sumber mata air yang jauh juga bisa menyebabkan kekeringan di suatu wilayah yang akan semakin menyulitkan masyarakat ketika daerahnya mengalami kekeringan dalam waktu yang lama.
5. Konsumsi air berlebihan
Manusia bisa menyebabkan bencana kekeringan jika mereka mengkonsumsi air secara berlebihan. Lebih parah lagi jika konsumsi air berlebih gak terimbangi dengan sumber air yang berlebih pula.
Ini terjadi ketika sumber air, seperti mata air, sungai, sumur, dan sebagainya mengering karena kita manfaatkan terlalu berlebihan. Konsumsi air berbanding terbalik dengan sumber air. Artinya, bencana ini dapat terjadi saat konsumsi air sudah melampaui batasnya, tetapi sumber air hanya mengeluarkan air dengan jumlah yang sama (terbatas).
Lalu, Apa Saja Dampak Kekeringan?
Kekeringan alias kekurangan pasokan air dalam waktu yang lama akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Bukan hanya manusia yang rugi, tapi juga seluruh makhluk hidup di bumi akan terkena dampak kekeringan. Berikut dampaknya yang perlu kamu ketahui!
1. Sumber air minum berkurang
Manusia bisa saja tak makan berhari-hari, tapi tak akan bisa bertahan lama jika gak minum air. Apa yang terjadi jika kamu gak minum seharian? Bisa gawat, bahkan kamu bisa meninggal karena dehidrasi.
2. Sumber air untuk kebutuhan sehari-hari berkurang
Dampak kekeringan yang satu ini akan membuat kualitas hidup masyarakat semakin menurun karena air tak hanya berfungsi untuk minum, tapi juga sangat peting dalam kegiatan sehari hari. Contohnya, memasak, mandi, buang air, mencuci, dan sebagainya.
3. Tanaman akan mati
Semua makhluk hidup di bumi memerlukan air sebagai sumber kehidupannya. Jika sebuah daerah mengalami kekeringan, dampak buruk juga akan terjadi pada tanaman. Hanya sebagian kecil tanaman yang bisa bertahan hidup dengan sedikit air, seperti kaktus. Sementara itu, tanaman lainnya banyak yang bergantung pada air.
Populasi tanaman berkurang, polusi udara pun akan semakin marak. Oksigen dari tanaman juga menjadi terbatas. Padahal, kita bernapas yang membutuhkan oksigen.
4. Bencana kelaparan
Ketika mengalami kekeringan yang parah, daerah tertentu pun akan mengalami kelaparan. Kenapa begitu? Tanaman kan mati, seperti di poin sebelumnya sehingga ladang dan sawah untuk makanan pokok kita juga gak bisa dipanen. Kita pun gak bisa makan nasi dan sayur.
Selain itu, kita juga jadi gak bisa makan daging. Tiadanya tanaman bikin hewan pemakan tanaman ikutan mengalami pengurangan populasi. Tak ada hewan pemakan tanaman, karnivora pun berkurang. Intinya, rantai makanan jadi terganggu.
Baca Juga: Lawan Pemanasan Global dengan Melakukan Hal Ini di Hari Bumi!
Cara Mencegah Kekeringan
Pemerintah bisa melakukan reboisasi, membangun waduk, bendungan, atau dam, serta segala macam hal lain untuk mencegah kekeringan. Inilah beberapa cara mencegah degradasi lahan dan kekeringan yang bisa setiap orang lakukan.
1. Tutup keran yang terbuka
Kamu bisa mencegah kekeringan dengan konsumsi air secukupnya saja. Ini bisa kamu lakukan dari hal-hal kecil, seperti segera menutup keran yang terbuka dan mengalirkan air. Gak hanya keran di rumahmu saja, tapi jika kamu menemukan keran yang terbuka di tempat umum padahal gak ada yang menggunakan, segera tutup.
2. Mandi dengan shower
Mandi dengan shower (pancuran) terbukti lebih irit air ketimbang dengan gayung, apalagi bathtub. Selain hemat air, mandi dengan shower juga bikin rumahmu bebas nyamuk. Jika kamu mandi dengan gayung, kemungkinan kamu memiliki ember atau bak untuk menampung air. Penampungan air tersebut bisa menjadi sarang nyamuk.
3. Cucilah baju dengan lebih efisien
Mesin cuci adalah penemuan spektakuler. Kamu yang pernah cuci baju secara manual pasti tahu kalau mencuci adalah kegiatan yang melelahkan, apalagi jika kita mencuci celana berbahan jeans. Namun, jangan boros air saat menggunakan mesin cuci. Jika pakaian kotor belum terlalu banyak, lebih baik cuci bajunya tunda dulu. Menggabungkan pencucian hingga memenuhi kapasitas mesin cuci akan lebih efisien.
4. Perbaiki kebocoran
Pipa air di rumahmu bocor? Segera perbaiki karena sayang banget airnya terbuang begitu saja. Selain menghemat air, kamu juga menghemat tagihan bulanan untuk air. Soal ini juga mesti kamu perhatikan. Jika suatu ketika tagihan airmu melonjak, kemungkinan ada kebocoran yang harus kamu temukan dan perbaiki segera.
5. Menanam pohon buat cegah degradasi lahan
Pemerintah pernah menggalakkan penghijauan dan reboisasi untuk mencegah kekeringan karena akar pohon berfungsi untuk menyimpan cadangan air dan bisa mencegah kekeringan. Namun, menyiram tanaman juga jangan terlalu sering. Selain membuang air, kebanyakan air juga berakibat buruk bagi tanaman, yaitu tanaman bisa terkena jamur dan bakteri.
6. Tampung air hujan
Saat musim hujan, kamu bisa menghemat air dan mencegah kekeringan dengan membuat penampungan air hujan. Kamu bisa menggunakan air cadangan ini untuk menyiram tanaman, mengepel lantai, menyiram kloset, dan sebagainya. Caranya dengan menggunakan tong hujan, wadah untuk mengumpulkan air yang bisa kamu letakkan di bawah pipa pembuangan di atap rumah.
Itulah sekilas informasi mengenai degradasi lahan dan kekeringan serta dampak dan cara mencegahnya. Yang penting niatnya mesti ada dulu. Setelah itu, kamu bisa cara-cara di atas untuk mencegah degradasi lahan dan kekeringan!
Baca Juga: Kenapa Hari Bumi Sedunia Penting? Ini Penjelasan Lengkapnya!
Oh iya, tahukah kamu kalau menurut Survei Willis Towers Watson 2014-2016, 8 dari 10 perusahaan di Indonesia sulit mendapatkan lulusan yang siap bekerja? Relevansi kemampuan lulusan perguruan tinggi di Indonesia dengan kebutuhan industri juga masih berada di kisaran 64% berdasarkan Future of Jobs Report, World Economic Forum 2020 loh, guys.
Sambil mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja nanti, kamu bisa ambil kelas Nanyang Technological University Singapore di goKampus. Ada beragam pilihan kelas yang bisa kamu ikuti dari mana saja secara online PLUS dapat sertifikat profesional berlisensi dari kampus ternama di Asia dengan biaya terjangkau, cukup Rp1 juta/bulan. Kalau kamu tertarik, bisa sign up sekarang atau cek kelas NTU di sini. ya.