Jika mendengar “KKN”, apa yang terbayang dalam pikiranmu? Sebagian orang akan menjawab singkatan dari “korupsi, kolusi, dan nepotisme”, istilah yang populer sejak rezim Orde Baru runtuh pada akhir 1990-an. Namun, yang kita bahas di sini bukan itu, melainkan Kuliah Kerja Nyata.
Tapi kok KKN yang satu ini identik dengan cerita horor ya? Ini semua gara-gara kisah horor yang terjadi pada sejumlah mahasiswa yang sedang KKN di sebuah desa. Cerita tersebut viral di sosmed, bahkan sampai ada filmnya kan? Padahal, kegiatan ini punya cita-cita yang mulia, loh! Yuk, kita bahas serba-serbinya.
Baca Juga: Jurusan Agribisnis Bisa Jadi Entrepreneur Loh, Kamu Tertarik?
Definisi dan Sejarah KKN
KKN adalah bentuk kegiatan mahasiswa dalam mengabdi kepada masyarakat, dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral selama kurun waktu dan berlangsung di daerah tertentu. Bahasa resminya adalah kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Tuh kan, gimana gak mulia, kamu sebagai mahasiswa wajib mengabdi kepada masyarakat dan menerapkan ilmu yang kamu dapat di kampus.
Pelaksanaannya biasanya berlangsung antara 1-2 bulan dan bertempat di desa, atau daerah setingkat desa. Kegiatan ini bisa terjadi di lintas fakultas dalam satu universitas, bahkan bisa juga lintas universitas. Contoh, KKN Kebangsaan oleh Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 2013.
Asal muasal KKN terjadi pada 1971, ketika Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tiga universitas untuk merintis proyek Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat. Tiga universitas tersebut adalah Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Hasanuddin.
Pada bulan Maret 1972, hasil laporan dan evaluasi ketiga perguruan tinggi ini dipaparkan pada Rapat Rektor Universitas atau Institut Negeri. Rupanya proyek ini berhasil, loh! Sebab, pada tahun ajaran 1973-1974, Direktur Pendidikan Tinggi meminta 13 universitas di 13 provinsi untuk melaksanakan proyek perintis Kuliah Kerja Nyata.
Saat itu, Universitas Gadjah Mada bertindak sebagai universitas pembina, sedangkan dua belas universitas lainnya termasuk kategori universitas madya, mereka adalah Universitas Syiah Kuala, Universitas Sumatra Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Hasanuddin, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Pattimura.
Persiapannya Apa Saja?
Dalam pelaksanaan, mahasiswa melakukannya secara kelompok. Awalnya, tim membuat rancangan program kerja (proker) untuk mendapatkan kesepakatan oleh dosen pembimbing dan desa lokasi KKN.
Proker bisa mengambil tema program umum seperti peringatan hari besar nasional. Bisa juga tema khusus seperti pendidikan, pariwisata, sumber daya alam, peduli bencana, dan sebagainya. Atau, bisa juga kampus membebaskan tema proker kepada mahasiswanya.
Apapun tema yang kamu pilih, persiapan-persiapan di bawah ini harus terlaksana saat kamu merancang proker ya.
1. Riset dan Riset!
Pada dasarnya, proker KKN adalah perpaduan dengan apa yang sudah kamu pelajari di kampus dengan permasalahan masyarakat setempat. Nah, makanya riset sangat perlu saat kita menyusunnya.
Pastikan situasi dan kondisi di lokasi kamu melakukan KKN. Cobalah untuk googling, atau malah kalau bisa kamu riset langsung ke lokasi desa KKN. Coba tanya-tanya warga sekitar, ada permasalahan seperti apa yang melanda desa mereka. Apakah kamu bisa tinggal di desa, apakah bakal mengganggu, dan masalah apa yang bakal muncul.
2. Memilih Masalah
Setelah riset, kamu akan menemukan masalah yang bisa kamu intervensi dan jadikan sebagai materi. Mungkin kamu akan menemukan beberapa masalah sekaligus, apalagi kalau desa tersebut memang lokasi yang terpencil, misalnya.
Namun, gak mungkin kamu menyelesaikan semua masalah di desa tempatmu KKN. Nah, coba kamu bikin prioritas masalah apa yang harus dikerjakan. Jangan lupa untuk berdiskusi dengan teman kelompokmu.
3. Menyusun Rancangan
Setelah memilih masalah yang akan kamu intervensi, kamu bisa menyusun rancangan proker. Jika KKN kamu dikerjakan secara kelompok, inilah saat yang tepat bagi kamu untuk mulai membagi tugas dan tanggung jawab setiap anggota, sesuai dengan keahlian masing-masing.
Setelah itu, kamu bisa menyusun jadwal. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan KKN.
4. Menyusun Anggaran
Soal duit jelas merupakan masalah penting. Pastinya akan ada biaya yang kamu lakukan selama kamu menjalankan KKN. Coba disusun lebih dulu kira-kira berapa uang yang akan dihabiskan selama kamu menjalankan KKN. Pastikan anggarannya masuk akal dan tentu sesuai kantongmu.
Sebab, ada kampus yang memberikan anggaran KKN, tapi ada juga yang gak memberi anggaran. Jika sudah begitu, kamu bisa patungan dengan teman kelompok. Atau, kamu bisa mencari sponsor untuk KKN kelompokmu.
5. Siapkan Keperluan
Umumnya, KKN akan berlangsung selama 1-2 bulan. Wah, itu waktu yang cukup lama loh! Sudah begitu, kemungkinan proker akan menjadi waktu terlama bagi sebagian mahasiswa untuk berada di luar rumah.
Nah, makanya persiapkan segala keperluan yang akan kamu butuhkan mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, obat-obatan, perlengkapan mandi dan cuci, perlengkapan tidur, laptop, charger, alat tulis, dan lain-lain.
Juga bolehlah persiapan kebutuhan untuk hiburan seperti kartu permainan, konsol game portable, headphone untuk mendengarkan musik, dan sebagainya. Pastinya, diskusi dengan teman sekelompokmu setelah melakukan survei lokasi, sebab biasanya di sana barang-barang yang diperlukan baru terungkap.
Baca Juga: Malas Mengerjakan Skripsi? Mungkin Ini Alasannya!
Tips Membuat Laporannya!
Bagi para mahasiswa yang menjalankan Kuliah Kerja Nyata, membuat laporan KKN wajib hukumnya sebagai salah satu indikator penilaian hasil. Yuk, kita bahas tips membuat laporan dan contohnya.
1. Kerja Sama
Pelaksanaan KKN secara teamwork, jadi tentu saja pembuatan laporan ini juga harus secara kerja sama. Sebab, laporan KKN cukup panjang dan bakal menghabiskan banyak waktu, meski memang enggak sepanjang dan sesulit membuat skripsi.
2. Lihat Contoh
Cobalah kamu ke perpustakaan, pastinya ada contoh laporan KKN dari kakak kelas dan alumni di kampus. Kamu bisa melihatnya lebih dulu sebelum menyusun laporan KKN.
3. Konsultasi dengan Kating/Alumni
Sebagai orang yang sudah pernah membuat laporan KKN, kakak tingkat (kating) dan alumni kampus pasti tahu cara dan tips bikin laporan KKN. Gak ada salahnya berkonsultasi dengan mereka, bisa sekalian memperluas koneksi kamu loh!
4. Format Fisik Wajib Sesuai Ketentuan
Pastikan laporannya sesuai format yang jadi pedoman dari kampus. Format laporannya dari berbagai kampus tentu berbeda-beda. Namun umumnya, kertas yang terpakai berukuran A4, lalu kamu harus menggunakan font jenis Times New Roman dengan ukuran 12, jarak antar paragraf 1.5, dan headings normal.
Soal penjilidan juga tergantung kebijakan kampus, apakah harus hard cover atau cukup soft cover, juga dengan warna cover dan pembatas bab, biasanya sih biru muda. Perhatikan juga format desain judul yang harus kamu buat.
Jangan lupa perhatikan apakah kampus mewajibkanmu melampirkan dokumentasi KKN atau tidak. Dokumentasi bisa berupa foto-foto dan video selama kamu menjalankan KKN.
5. Jujur Dalam Menyusun Laporan
Janganlah kamu mengada-ngada dalam menyusun laporan KKN. Ingat, dosen pembimbing lapangan gak bodoh. Beliau pasti akan menyadari jika ada hal yang enggak wajar.
6. Perhatikan Deadline
Pengumpulan laporan memiliki tenggat waktu alias deadline. Jangan sampai telat, karena jika terlambat, kemungkinan KKN kamu baru dinilai dan diproses pada semester berikutnya.
Gimana, sudah siapkah kamu menjalani Kuliah Kerja Nyata? Selain persiapan tersebut, jangan lupa upgrade skill untuk menghadapi tantangan dan persaingan di dunia kerja saat ini ya. Kamu bisa meningkatkan skill dan menambah wawasan dengan mudah dan cepat dengan ikutan program online course dari goKampus.
Bermodalkan gadget yang kamu miliki, kamu bisa upgrade skill dan menambah nilai jualmu untuk masuk perusahaan dengan program sertifikasi. Menarik bukan? Daripada penasaran, yuk klik linknya di sini.