sertifikat
Tips Belajar

Serba-Serbi IPK, Cara Hitung Hingga Syarat Minimal Untuk Melamar Kerja

Perbincangan mengenai IPK sering muncul dalam kehidupan perkuliahan. “Waduh, semester ini nilai gue hancur, IPK gue turun jadi 3,2!”, atau “Tuh si Badri anak tetangga IPK-nya bisa 4,00. Kok kamu gak bisa!?”. Sebenarnya, apa sih IPK itu? Kenapa dia begitu penting bagi para mahasiswa, baik itu S1 maupun D3? Yuk kita bahas serba-serbi IPK.

Definisi IPK

IPK merupakan singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif. Dalam bahasa Inggris, IPK disebut GPA (Grade Point Average). Penghitungan IPK jauh lebih ribet daripada penghitungan total nilai pada rapor sekolah di mana wali kelasmu yang menghitungnya.

Nilai masing-masing mata pelajaran pada rapor berkisar dari angka 0-9 yang kemudian diakumulasikan, sehingga total nilai anak SMA X bisa sangat berbeda dibanding SMA Y, tergantung total pelajaran di tiap sekolah. Nah, kalau IPK memiliki standar yang sama di setiap kampus, bahkan nyaris di seluruh universitas di dunia menggunakan standar nilai IPK dari 0-4.

Cara Menghitungnya

Untuk mengetahui cara menghitung IPK, kita mesti memahami dulu soal Indeks Prestasi (IP), atau kerap juga disebut Indeks Prestasi Semester (IPS), yaitu sistem akumulasi nilai mata kuliah yang diambil seorang mahasiswa dalam satu semester.

Standar dunia perkuliahan menggunakan penilaian berbasis huruf yaitu A, B, C, D, dan E (berturut-turut dari tertinggi hingga terendah). Penilaian itu merupakan total nilai kamu pada sebuah mata kuliah. Umumnya, faktor-faktor yang dihitung adalah jumlah kehadiran, nilai tugas, nilai kuis dan praktikum (jika ada), nilai ujian tengah semester (UTS), dan nilai ujian akhir semester (UAS). Ini dihitung oleh dosen tiap mata kuliah.

Dosen akan memberi nilai berbasis huruf yaitu A, B, C, D, dan E. Tiap huruf punya bobot berbeda, berkisar dari 0-4. Konversi ini berbeda-beda di setiap kampus, tapi sederhananya seperti ini:

  • A – Nilai 85 hingga 100 – Bobot 4 poin
  • B – Nilai 75 hingga 84 – Bobot 3 poin
  • C – Nilai 65 hingga 74 – Bobot 2 poin
  • D – Nilai 55 hingga 64 – Bobot 1 poin
  • E – Nilai 0 hingga 55 – Bobot 0 poin

Itu penghitungan sederhana, saat ini sebagian besar kampus sudah menggunakan nilai tengah seperti A-, B+, B-, C+, dan C-, dengan bobot yang seimbang penghitungannya.

Berikutnya, kita bisa menghitung IP sebuah semester dengan mengakumulasikan nilai semua matkul yang kamu ambil pada semester tersebut, serta masing-masing bobot SKS dari tiap matkul. Biar mudah, kita pakai contoh ya.

Seorang mahasiswa jurusan Sistem Informasi bernama Fulan mengambil 20 SKS pada semester ini. Berikut adalah mata kuliah Fulan, bobot SKS, serta nilai yang ia dapat pada semester ini. Kemudian, kita kalikan jumlah SKS dengan nilai yang Fulan peroleh untuk setiap matkul.

  • Algoritma dan Pemrograman – bobot 6 SKS – nilai A (bobot 4)

6 SKS x 4 = 24 poin

  • Manajemen – 4 SKS – nilai B (3)

4 SKS x 3 = 12 poin

  • Object Oriented Programing – 4 SKS – nilai B (3)

4 SKS x 3 = 12 poin

  • Bahasa Indonesia – 2 SKS – nilai C (2)

2 SKS x 2 = 4 poin

  • Entrepreneurship – 2 SKS – nilai A (4)

2 SKS x 4 = 8 poin

  • Sistem Informasi Lanjutan – 2 SKS – nilai B (3)

2 SKS x 3 = 6 poin

Total angka yang Fulan dapat kemudian dijumlahkan untuk menjadi total mutu. Total mutu kemudian dibagi dengan total SKS Fulan yaitu 20 SKS.

  • (24 + 12 + 12 + 4 + 8 + 6) : 20 SKS

66: 20 SKS = 3.3

Jadi, pada semester ini IP Fulan mencapai 3,3. Nah, gimana cara menghitung IPK Fulan? Kita tinggal mengakumulasi total mutu dan total SKS yang Fulan ambil sejak awal ia kuliah. Misalnya, angka IP sebesar 3.3 tadi adalah perolehan Fulan pada semester 2. Taruhlah pada semester 1, jumlah mutu yang ia dapat sebesar 62 poin, dengan SKS sebanyak 18 SKS.

Cara hitung IPK  = Jumlah Mutu : Jumlah SKS

= (jumlah mutu semester 1+2+dst) : (jumlah SKS semester 1+2+dst)

= (62 + 66) : (18 + 20) = 128 : 38

Hasilnya = 3.368 (pembulatan menjadi 3.37).

Artinya pada semester 2, IPK Fulan mencapai 3.37. Tentunya angka ini akan terus berubah sampai Fulan lulus, tergantung pada nilai yang ia dapat kelak.

Standar Untuk Lulus Kuliah

Agar kita lulus dari Strata 1 dan menjadi sarjana, biasanya kampus menentukan bahwa IPK kamu mencapai angka minimal 2,00. Dari perguruan tinggi negara seperti Universitas Terbuka, Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Universitas Padjajaran (Jawa Barat), dan Universitas Indonesia (DKI Jakarta), hingga perguruan tinggi swasta seperti universitas Bina Nusantara dan Universitas Tarumanagara (DKI Jakarta) semuanya menuliskan IPK minimal 2,00 sebagai standar kelulusan.

Tentu IPK hanya salah satu syarat kelulusan, ada juga syarat lain seperti jumlah SKS yang telah diambil, sudah membuat skripsi, dan sebagainya.

Standar IPK Untuk Bekerja Di Berbagai Kantor

Memang IPK 2,00 bisa membuat kamu lulus kuliah, tapi angka itu sangat pas-pasan. Bukan lagi “B aja”, tapi sudah masuk kategori “C aja”. Wajar kalau perusahaan jenis apapun mencantumkan syarat melamar kerja yang jauh lebih tinggi dari IPK 2,00.

Contohnya, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) mesti memiliki IPK minimal 2,75 untuk lulusan D3 dan S1. Bahkan, jika kamu punya gelar S2, IPK minimalmu mesti 3,00. Persyaratan untuk BUMN bahkan lebih berat dengan standar IPK minimal 3,00 untuk lulusan S1 dan D3. 

Gimana dengan perusahaan swasta? Mengingat perusahaan swasta sangat banyak baik jumlah maupun jenisnya, tentu IPK minimalnya sangat bervariatif. Ada yang hanya 2,75, tapi ada juga yang setinggi 3,75.

Namun jangan rendah diri dulu jika IPK kamu pas-pasan. Beberapa perusahaan bahkan tak mencantumkan standar minimal IPK. Biasanya yang termasuk golongan ini adalah perusahaan start-up dan teknologi dengan manajemen dan pola pikir yang modern. 

Mereka menyadari bahwa IPK tinggi bukan jaminan utama seorang fresh graduate bisa bekerja lebih bagus daripada calon lain dengan IPK lebih rendah. Faktor lain yang menjadi pertimbangan seperti kepribadian, kemampuan bekerja dalam tim, bekerja dalam tekanan, soft skill, hard skill mumpuni, dan sebagainya.

Tapi tentu itu gak bisa jadi alasan untuk membuat kamu kuliah malas-malasan dan akhirnya lulus pas-pasan. Luluslah dari kampusmu dengan nilai setinggi mungkin, tapi juga jangan hanya mengejar nilai. Kejar juga pengalaman, relasi yang baik, dan berbagai hal lain dari kampusmu. 

Untuk info selengkapnya mengenai dunia perkuliahan, yuk jelajahi goKampus! Kamu bisa mencari apapun yang berhubungan dengan jurusan dan daftar kampus. Bisa instant approval juga! Klik di sini.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *