semester pendek
Tips Belajar

Semester Pendek, Banyak Untungnya atau Ruginya Sih?

Kamu pasti sering dengar istilah semester pendek. Apa benar kita bisa lulus lebih cepat? Gimana caranya? Nah, jika tiga pertanyaan ini adalah pertanyaan kamu juga, baca artikel ini sampai selesai. 

Sesuai namanya, semester pendek adalah untuk mempersingkat masa kuliah. Kalau biasanya satu semester itu 6 bulan, maka ini lebih singkat. Nah, kamu perlu tahu bahwa gak semua kampus itu mengadakan fasilitas tersebut. Masing-masing punya kebijakannya sendiri ya guys. Termasuk soal lama waktunya. 

Namun yang pasti, semester pendek atau ada juga yang menyebutnya SP, membuat jeda antara semester genap dan semester ganjil tiap tahunnya. Jadi, mahasiswa bisa menjalani lama masa semester sekitar dua atau tiga bulan saja.

Baca Juga: Serba-Serbi Semester, Maba Wajib Tahu!

Keuntungan dan Kerugian Semester Pendek

Pertanyaannya sekarang, SP itu buat apa sih? Kenapa mahasiswa dibilang beruntung kalau bisa mengambil SP? Bukankah malah rugi karena kita jadi gak bisa menikmati libur kuliah selama dua atau tiga bulan tersebut? Jawabannya tentu saja tergantung kamu nih, guys. Sebab pada dasarnya SP ini memang punya keuntungan dan kerugian. Apa saja? 

Keuntungan Semester Pendek

1. Bisa untuk perbaikan nilai

Untuk kamu yang dapat nilai C atau D di mata kuliah tertentu, kamu bisa mengulang untuk perbaikan nilai melalui SP. Dengan begitu, nilai keseluruhan kamu juga akan bisa lebih baik. 

2. Ajang akselerasi

Mengambil SP juga bisa memperbesar peluang kamu lulus lebih cepat. Jadi misalnya total selama 4 tahun, kamu harus menghabiskan 144 SKS. Kalau kamu ambil SP, kamu bisa menghabiskan 12 SKS, maka target kamu jadi semester berikutnya jadi lebih sedikit. Kamu jadi punya waktu lebih senggang di tahun berikutnya. 

Kerugian Semester Pendek

1. Waktu kuliah jadi terkesan padat

Libur semester sejatinya diadakan untuk memberikan relaksasi pada mahasiswa selepas menjalani satu semester yang berat. Nah, jika kamu mengambil SP, artinya kamu melewati kesempatan libur tersebut sehingga waktu kuliah jadi terkesan padat. 

2. Kurang optimal

Pada dasarnya kuliah 6 bulan dengan kuliah 3 bulan tentu ada bedanya. Salah satunya terletak pada materi atau ilmu yang kamu terima. Dengan waktu yang lebih pendek, bukan gak mungkin materi yang kamu terima kurang optimal. 

3. Ada biayanya

Nah, kerugian ketiga adalah ada biayanya. Untuk mengikuti SP kamu harus membayar sejumlah tertentu yang ditetapkan pihak penyelenggara. Sudah begitu, rata-rata jumlah maksimal SKS yang bisa diambil cuma 6 alias dua mata kuliah saja. 

Terlepas dari kerugian seperti disebut di atas, tentu akan sebanding dengan keuntungan yang bisa kamu dapatkan ya. Itulah mengapa banyak orang ingin mengambil SP. Tapi ternyata gak bisa semua orang ikut SP loh. Ada beberapa syarat yang harus kamu penuhi.

Misalnya, nilai. Untuk yang tujuannya mengulang atau memperbaiki nilai, hanya mahasiswa yang mendapatkan nilai C, D dan E saja yang bisa mengikuti SP ini. Sedangkan untuk yang ingin akselerasi, maka kamu harus memiliki nilai minimum di periode sebelumnya. 

Oh iya, tahukah kamu kalau relevansi kemampuan lulusan perguruan tinggi di Indonesia dengan kebutuhan industri masih berada di kisaran 64% berdasarkan Future of Jobs Report, World Economic Forum 2020?

Nah, kalau kamu tertarik di dunia startup dan ingin mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja yang sesuai kebutuhan industri, kamu bisa ambil kelas Memulai Karier di Dunia Startup Digital di sini dan kelas Memulai Karier sebagai UX Writer di sini.

FYI, UX writer adalah posisi yang menjadi incaran para recruiter dari berbagai perusahaan. Gak hanya upgrade skill dan dapat insight dari profesional berpengalaman di bidangnya, kamu juga akan dapat sertifikat dari institusi ternama Singapura, plus bisa mengikuti kelas secara online selama libur, misalnya. Flexible, kan? Yuk, ikutan!

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *