kreatif
Tips Belajar

Kreatif, Sifat yang Berperan Penting dalam Kehidupan Manusia

Seperti yang kita tahu, 21 April adalah Hari Kartini. Tapi, ternyata bukan hanya itu. Seluruh dunia juga merayakan World Creativity and Innovation Day pada tanggal yang sama. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat perayaan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap peran kreativitas dan inovasi dalam segala aspek kehidupan manusia. Sesuai dengan momennya, pernahkah terlintas di pikiranmu, apa sih sebenarnya kreatif itu? Sepenting apa kreativitas dalam era modern? Yuk, kita bahas selengkapnya dalam artikel ini!

Definisi Kreatif

Dalam bahasa Indonesia baku, kreatif disebut juga sebagai “daya cipta”. Jika menilik pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berikut definisinya:

  1. Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 
  2. Bersifat (mengandung) daya cipta.
  3. Contoh kalimat: Pekerjaan yang kreatif menghendaki kecerdasan dan imajinasi.

Sementara, dalam bahasa Inggris, kata “creativity” berasal dari bahasa Latin “creare” yang berarti “menciptakan, membuat”. Kata “create” sendiri muncul dalam bahasa Inggris pada abad ke-14. Namun, kata tersebut biasanya mengindikasikan “ciptaan Ilahi”. Penggunaan “create” yang merujuk pada daya cipta manusia baru terjadi pada abad ke-17 dan 18 ketika orang-orang di Eropa merasakan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan seni.

Menurut psikolog Dr. E. Paul Torrance (1915-2003), kreativitas adalah proses menuju kepekaan terhadap masalah, kekurangan, kesenjangan pengetahuan, elemen yang hilang, ketidakharmonisan, dan sebagainya; lalu mengidentifikasi kesulitan dengan cara mencari solusi, membuat tebakan, atau merumuskan hipotesis tentang kekurangan. Hipotesis tersebut lalu ia uji dan uji ulang, setelah itu ia modifikasi dan uji kembali; dan pada akhirnya mengumumkan hasilnya.

Sederhananya, kreatif merupakan proses mental seseorang dalam melihat masalah, lalu mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut dengan pemikirannya sendiri. Biasanya hasil dari pemikiran berdaya cipta (creative thinking) memiliki keaslian tersendiri. 

Ada 3 bentuk kreatif, yaitu ide, gagasan, dan produk. Ide merupakan pemikiran kreatif yang bisa menciptakan solusi dari masalah. Gagasan merupakan pemikiran berupa lisan atau tulisan. Sementara, produk bisa berupa barang/jasa yang dihasilkan dari pemikiran seseorang. 

Apa Itu Ekonomi Kreatif?

Dalam era Industri 4.0, ekonomi kreatif punya peranan yang sangat besar. Sangat banyak serapan tenaga kerja dalam industri kreatif, khususnya generasi milenial dan Gen-Z. Ke depannya, ekonomi ini akan semakin penting bagi dunia. Kalau begitu, apa itu ekonomi kreatif?

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep pada era ekonomi modern, yang memiliki ciri khas, yaitu mengintensifkan ekonomi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. 

Agar lebih mudah kamu mengerti, kamu harus memahami ciri-cirinya. Inilah beberapa pertanda bahwa bisnis atau usaha bergerak di bidang ekonomi kreatif:

  1. Berbasis pada ide dan gagasan.
  2. Adanya kreasi intelektual dalam sektor usaha.
  3. Kegiatan usahanya bersifat terbuka dan gak terbatas.
  4. Menghasilkan produk yang bernilai kreatif.
  5. Adanya kolaborasi dari berbagai pihak; dari cendekiawan, dunia usaha, dan pemerintah.
  6. Konsep yang dibangun bersifat relatif dan mudah tergantikan.

Awal Mula Ekonomi Kreatif di Dunia

Konsep ekonomi kreatif biasanya didukung dengan keberadaan industri kreatif. Industri tersebut sangat luas cakupannya. Kekayaan industri kreatif dari ekonomi kreatif ini mulai ada di dunia pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.

Dalam bukunya The Creative Economy: How People Make Money from Ideas, John Howkins memperkenalkan istilah ekonomi kreatif. Pada 1997, Howkins melihat adanya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas ketika Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi barang ekspor nomor satu di Amerika Serikat dengan nilai US$414 miliar.

Ekonomi yang dikendalikan oleh hal-hal yang tak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek, royalti, dan desain berbeda dengan produk dari industri lain, seperti industri makanan, industri militer, dan sebagainya.

Ide adalah hal terpenting dalam ekonomi kreatif. Howkins menjelaskan jenis ekonomi ini sebagai “kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, gak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.”

Awal Mula di Indonesia

Howkins menyadari bahwa ekonomi kreatif akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi baru bagi dunia. Paham ini menyebar ke seluruh dunia. Indonesia juga menyadari kekayaan ekonomi kreatif pada 2006. 

Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi instruksi untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Departemen Perdagangan merespons dengan membentuk Indonesian Design Power untuk membantu pengembangan jenis ekonomi yang satu ini di Indonesia.

Pada 2015, Presiden Joko Widodo membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), lembaga pemerintah non-kementerian yang bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pariwisata

Fungsi dari Bekraf di antaranya merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di Indonesia yang terdiri dari 16 subsektor, yaitu arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, pengembang permainan, fashion, film, animasi, video, fotografi, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

Baca Juga: Tertarik Dengan Bidang Ekonomi Kreatif? Vokasi UB Jagonya

Tertarik Terjun ke Industri Ini?

Banyak anak muda yang tertarik masuk ke dalam industri kreatif melalui berbagai subsektor. Apa kamu juga ingin berprofesi di industri yang satu ini? Berikut jurusan pilihan bagi kamu yang tertarik dengan industri kreatif!

1. Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV)

Lulusan Ini punya peluang kerja yang luas di industri kreatif, mulai dari agensi perikanan, pengembang web, start-up, konsultan, bahkan bisa bekerja mandiri sebagai pekerja lepas (freelancer). 

Seperti namanya, kamu akan mempelajari gabungan antara komunikasi dengan unsur visual melalui estetika desain. Kamu akan bisa menciptakan karya, seperti poster, logo, ilustrasi, fotografi, videografi, animasi, desain web, dan sebagainya. Tentu saja saat belajar di jurusan DKV, kamu akan mengikuti banyak studi melalui praktik. 

Baca Juga: Menelisik Jurusan Desain Komunikasi Visual

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

Ilmu Komunikasi juga sangat erat kaitannya dengan industri kreatif. Kamu akan mempelajari berbagai aspek komunikasi, seperti public speaking, menulis berita, teknik wawancara, fotografi, membuat iklan, film dan sebagainya. 

Ilmu Komunikasi memiliki berbagai macam ilmu turunan yang juga erat kaitannya dengan industri kreatif, seperti Public Relation (PR), Periklanan (Advertising), Jurnalistik dan sebagainya. Itulah sebabnya lulusan jurusan Ilmu Komunikasi punya prospek kerja sangat luas di industri ini.

Baca Juga: 10 Prospek Kerja Ilmu Komunikasi Di Masa Depan

3. Jurusan Broadcasting

Tertarik dengan industri penyiaran (broadcasting)? Kamu bisa masuk ke jurusan broadcasting. Di sini, kamu akan mempelajari cara menciptakan sebuah ide menjadi program untuk diproduksi dan disiarkan pada masyarakat. Nantinya, lulusan jurusan ini gak selalu bakal tampil di layar, tapi juga bisa menjadi kru di balik layar sebuah program. 

4. Jurusan Televisi dan Film

Ingin menjadi sineas (filmmaker)? Dalam program studi Televisi dan Film, tentu kamu akan mempelajari cara membuat film dan program televisi. Mulai dari menulis skrip, menata kamera, membuat storyboard, menjadi sutradara dan produser, hingga menyunting video bakal kamu pelajari lebih detail dalam program studi ini.

Nantinya, lulusan jurusan ini bisa menjadi sineas. Gak hanya sutradara atau produser, tapi juga kru di balik layar sebuah film, mulai dari penata kamera, penata cahaya, penulis skenario dan sebagainya. Selain itu, kamu bisa bekerja di sektor periklanan.

5. Jurusan Seni Rupa

Kamu bakal mempelajari sejarah seni rupa, berbagai teori seni rupa, sosiologi seni dan manajemen seni rupa. Tentu saja kamu akan banyak melakukan praktik untuk menciptakan karya seni seperti gambar, lukisan, pahatan, patung dan sebagainya. Selain itu, kamu juga bisa menjadi peninjau/kritikus/pengulas seni rupa. Hal tersebut juga akan kamu pelajari jika mengambil jurusan ini.

Itulah berbagai jurusan pilihan untuk kamu yang tertarik dengan industri kreatif. Kalau kamu masih cari-cari informasi seputar tempat kuliah favorit atau jurusan yang kamu minati, bisa cari di goKampus loh! Daftar kuliah pake aplikasi goKampus, tinggal upload rapor, 1 jam diterima! Gak percaya? Langsung klik link di sini.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *