Secara umum, mahasiswa adalah kaum yang berjiwa muda. Banyak yang bilang kalau mahasiswa itu merupakan kaum yang berintelektual, berpendidikan, dan kaum yang paling cepat dalam merespon berbagai perubahan.
Masih mengingat betul kenangan kita para mahasiswa angkatan 90an, dimana peristiwa besar terjadi di Indonesia. Kala itu, pergerakan mahasiswa dari Sabang hingga Merauke menuntut Presiden RI, Soeharto turun. Puncaknya, gedung MPR/DPR berhasil diduduki oleh para mahasiswa hingga pada akhirnya Soeharto lengser dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Tanah Air.
Baca Juga: Ingin Kuliah di Luar Negeri? Ini Caranya!
Seiring perkembangan zaman yang begitu pesat, mahasiswa dituntut untuk lebih mampu memberikan solusi akan segala permasalahan yang terjadi. Bukan lagi dengan cara turun langsung ke jalan, tapi dengan menghadirkan inovasi-inovasi di berbagai bidang.
Di Indonesia, sebagian besar mahasiswa masih terjebak dengan kebiasaan lama, yakni lebih banyak menuntut dibandingkan menghadirkan solusi. Tidak ada salahnya memang untuk menuntut, karena itu artinya juga mengingatkan. Namun, di era modern seperti sekarang ini dengan berbagai kemajuan yang terjadi, alangkah baiknya untuk hadir sebagai sosok pemberi solusi.
Lantas, bagaimana dengan mahasiswa luar negeri? Dalam hal luar negeri ini adalah negara-negara yang juga masih dalam kategori berkembang, sama halnya dengan Indonesia. Apakah sama saja atau ada perbedaan? Berikut ini 3 perbedaan mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa luar negeri.
1. Kerja Part Time
Perbedaan mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa luar negeri yang pertama adalah kerja part time. Seperti diketahui bersama bahwa gengsi mahasiswa Tanah Air itu-tidak memukul rata-itu cukup tingg. Berbeda halnya dengan mahasiswa di negara berkembang lainnya.
Sekalinya bekerja part time, mahasiswa Indonesia pasti milih-milih. Mana mau mereka bekerja menjadi kasir, ataupun pelayan. Mereka pasti ingin bekerja yang sesuai dengan keinginan, seperti barista, dan sebagainya. Intinya yang tidak menurunkan derajat sosial mereka.
Berbeda dengan mahasiswa luar negeri, dimana mereka tidak memilih-milih untuk bekerja part time. Karena tujuannya mereka ingin mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, sekaligus juga mendatangkan keuntungan.
2. Budaya Membaca
Bukan rahasia umum lagi bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat membaca yang rendah. Termasuk juga di dalamnya kalangan mahasiswa. Padahal seperti diketahui bahwa membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca, ragam ilmu bisa didapat.
Faktanya, berbagai manfaat dari kegiatan membaca tidak membuat mereka, termasuk juga kalangan mahasiswa untuk rajin membaca. Tidak perlu membaca untuk mendapatkan gelar Sarjana. Sebuah fakta yang cukup mengejutkan memang.
Sangat berbeda sekali tentunya dengan mahasiswa luar negeri. Mereka sebagian besar-tidak juga memukul rata-menghabiskan setidaknya dua buku dalam seminggu.
3. Sebagian Tidak Ada Sistem Absensi
Perbedaan berikutnya antara mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa luar negeri adalah bahwa beberapa universitas di luar negeri tidak menerapkan absensi. Sangat berbeda tentunya dengan sistem pendidikan di Indonesia.
Bisa dibayangkan apabila tidak ada sistem absensi pada perguruan tinggi di Tanah Air, bisa-bisa mahasiswa tidak ada yang masuk kelas. Bagaimana tidak, ada sistem absensi saja, banyak mahasiswa yang bolos.
Tidak adanya sistem absensi di beberapa universitas luar negeri tidak menjadikan mereka malas untuk pergi kuliah. Sebaliknya, mereka justru tertantang untuk rajin datang ke ruang kelas dan mengikuti proses belajar mengajar.
Dapatkan kesempatan untuk meraih beasiswa kuliah hingga 20 juta per semester! Caranya hanya cukup download goKampus di Google Play Store dan App Store. Selain itu, proses pendaftaran kuliah juga bisa dilakukan. Tidak berhenti disitu, informasi seputar dunia perkuliahan juga tersaji dengan lengkap dan menarik. Seperti magang, dana pendidikan, event kampus, hingga promo mahasiswa.