donor darah
Tips Belajar

Serba-Serbi Donor Darah, Mana Fakta, Mana Hoaks?

Banyak orang yang sudah pernah mencoba donor darah kemudian ketagihan dan menjadikannya kegiatan rutin. Tapi banyak juga yang sama sekali belum pernah karena sering mendengar info hoaks seputar donor. Nah, untuk itu kita bahas yuk serba-serbi seputar isu donor yang benar dan hoaks yang beredar.

Baca Juga: 3 Cara Terbaik Merayakan Hari Donor Darah Sedunia

Pengertian Donor Darah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, donor adalah penderma yang artinya pemberi sumbangan. Sederhananya, donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela untuk disimpan di bank darah. Darah yang tersimpan menjadi stok transfusi darah jika sewaktu-waktu membutuhkannya.

Donor darah ada dua jenis, yaitu donor darah pengganti dan donor darah langsung. Donor darah pengganti artinya pendonor tahu siapa pasien yang akan menerima darahnya. Biasanya pendonor adalah anggota keluarga atau kerabat pas. Sementara donor darah langsung adalah saat seseorang menyumbangkan darahnya tanpa tahu siapa yang akan menerimanya. Biasanya stok darah ini ada di Palang Merah Indonesia (PMI).

Kebutuhan darah dapat berupa darah lengkap (whole blood) atau komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih, maupun trombosit (keping darah). Setelah proses pengambilan darah selesai, darah harus melalui proses agar terbebas dari penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan sifilis. Jadi gak langsung mendonorkan begitu saja, guys!

Kebutuhan Transfusi Darah Sangat Besar

Kebutuhan transfusi darah di dunia sangat besar, guys. Palang Merah Australia pernah bilang kalau 80 persen orang Australia berpotensi butuh transfusi darah dalam hidup mereka. Tapi cuma 3 persen yang menyumbang darah setiap tahunnya. Sama halnya dengan Palang Merah Amerika Serikat yang bilang 97 persen orang Amerika kenal dengan mereka yang pernah butuh transfusi darah. Gak jauh beda, Palang Merah Kanada juga mengatakan kalau 52 persen warga di sana pernah mendapat transfusi darah atau minimal kenal sama orang yang pernah melakukannya. 

Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Sama saja. Kebutuhan darah di Indonesia juga belum terpenuhi seluruhnya. Data dari WHO (2020), kebutuhan darah setidaknya 2 persen dari jumlah penduduk. Artinya secara nasional, berarti kita butuh 5,2 juta kantong darah tiap tahunnya. Sedangkan saat ini, produksi darah dan komponennya baru 4,1 juta kantong. Itu pun 90 persennya berasal dari donasi sukarela. Itulah mengapa setiap donor yang masuk sangat berarti. 

Nah, untungnya, sudah banyak juga nih yang terdorong hatinya untuk rutin melakukan donor darah. 

Sebab selain turut serta membantu memenuhi kebutuhan darah nasional, donor darah memang banyak manfaatnya untuk kesehatan. Apa saja? 

Manfaat Donor Buat Tubuh

1. Menurunkan Risiko Terkena Serangan Jantung dan Stroke 

Donor darah rupanya dapat mengurangi kadar kekentalan darah dan zat besi berlebih. Perlu kamu tahu, zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan oksidasi kolesterol yang menjadi pemicu serangan jantung dan stroke.

2. Menurunkan Risiko Terkena Kanker

Zat besi yang berlebihan juga bisa meningkatkan kerusakan akibat radikal bebas di tubuh yang jadi cikal bakal sel kanker.

3. Menurunkan Berat Badan 

Saat kamu menyumbangkan 450 cc darah, berarti sama saja membakar 650 kalori. Tapi jangan salah artikan donor adalah solusi diet ya. Menjaga berat badan ideal harus berbarengan dengan menjaga asupan dan berolahraga secara teratur.

4. Mendeteksi Penyakit Serius 

Ada prosedur yang harus kamu lewati, salah satunya pemeriksaan penyakit. Dengan begitu, mendonorkan darah bisa sekalian mendeteksi apakah kamu mengidap hepatitis B dan C, HIV/AIDS, sifilis, malaria, atau lainnya.

5. Memperpanjang Umur 

Menolong orang lain membuat hati senang dan ini akan berdampak pada kondisi psikologis. Kamu bisa panjang umur jika level stres berkurang.

Tentunya masih banyak manfaat lain yang akan kamu dapatkan saat mendonor darah. Sayangnya, pengetahuan akan manfaat ini berjalan seiring dengan mitos-mitos yang beredar. Sejumlah informasi yang salah soal donor darah tersebut membuat banyak orang takut untuk menyumbangkan darahnya.

Baca Juga: Apakah Diagnosa Keperawatan dan Medis Sama? Cari Tahu, Yuk!

Mitos yang Gak Perlu Kamu Percaya

1. Kehabisan Darah

Beberapa orang percaya kalau donor darah bisa bikin kita kehabisan darah, sehingga menyebabkan anemia. Faktanya, rata-rata orang dewasa memiliki 5 sampai 6 liter darah. Nah, setiap melakukan donor, kita menyumbangkan hanya sebanyak 350-450 ml.

Kamu juga gak perlu khawatir darah kamu gak tergantikan. Setelah donor, tubuh akan mengantikan volume darah yang hilang dalam waktu 48 jam. Semua sel darah merah yang hilang akan tergantikan dalam waktu 4-8 minggu dengan sel-sel darah merah yang baru. Justru, proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien serta produktif. 

2. Tertular Penyakit

Banyak orang berpikir jarum suntik untuk donor darah adalah jarum bekas, sehingga berpotensi menularkan penyakit. Faktanya, semua jarum bersih, steril dan hanya satu kali pemakaian. 

Lagipula, sebelum melakukan pendonoran, calon pendonor harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Apabila kurang sehat, proses pendonoran darah tidak akan berlanjut. 

3. Menyakitkan

Selain tiga hal di atas, mitos lainnya adalah berkaitan dengan rasa sakit yang ditimbulkan. Katanya donor darah pasti sakit sekali. Padahal, rasa sakit hanya dirasakan saat jarum dimasukkan kedalam tubuh. Itupun hanya seperti digigit semut

4. Perlu Diet Khusus

Mitos selanjutnya adalah memerlukan diet khusus sebelum melakukan donor darah. Faktanya, kamu cukup menerapkan pola makan bergizi seimbang setiap harinya, bukan diet khusus tertentu untuk dapat mendonorkan darah.

Meskipun demikian, akan membantu jika makanan yang kamu makan mengandung kaya zat besi. Makanan seperti daging merah, unggas, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau tua, biji-bijian dan kacang-kacangan, akan membantu memastikan tingkat hemoglobin memenuhi tingkat yang disyaratkan untuk mendonor darah.

5. Hanya Boleh Setahun Sekali

Darah dalam tubuh akan mengisi kembali dengan sendirinya, tetapi tidak sekaligus. Seperti disebutkan di awal, tubuh akan menggantikan plasma yang hilang dalam waktu 24 jam. Sel darah merah membutuhkan waktu sekitar 90 hari untuk diisi kembali sepenuhnya. Artinya, kamu boleh mendonorkan darah setelah 56 hari, bukan dalam satu tahun.

Baca Juga: Dapat Cuan Jutaan Rupiah? Gampang, Yuk Ikutan goKampus Writing Competition! 

Nah, itulah tadi beberapa hoaks donor darah yang beredar. Yuk, jadi bagian penting dalam peringatan hari donor darah sedunia! Kamu juga bisa upgrade skill di bidang-bidang kesehatan atau bidang yang kamu sukai ya! Untuk mendapatkan itu semua, kamu bisa ikutan kelas online di goKampus yang menawarkan beragam promo menarik, mulai dari program cicilan ringan hingga sertifikat dari Nanyang Technological University di Singapura! Penasaran? Klik di sini.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *