meteorologi
Kategori Kelas

Meteorologi, Ilmu Bagi Kamu yang Tertarik dengan Cuaca

Apa yang terlintas ketika kamu mendengar kata “meteorologi”? Berhubungan dengan ramalan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)? Ternyata ilmu ini gak melulu mengenai prakiraan cuaca saja loh. Bidang studi ini sangat luas. Yuk, kita bahas lebih lanjut.

Baca Juga: Manfaat Analisis Data, Ternyata Sangat Berguna Bagi Perusahaan Startup!

Definisi dan Sejarah Meteorologi

Meteorologi merupakan cabang dari ilmu atmosfer dengan fokus utama di ilmu prakiraan cuaca, karena itu kerap disebut ilmu cuaca. Sumber kata tersebut berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “meteoros” yang berarti megah, tinggi di angkasa, dan “logia” yang berarti ilmu. 

Sebenarnya studi di bidang ini sudah dilakukan umat manusia sejak ribuan tahun lalu. 350 tahun Sebelum Masehi, Aristoteles menulis buku berjudul “Meteorology”. Ia mendeskripsikan siklus hidrologis, membuat filsuf Yunani tersebut sebagai Bapak Meteorology.

Namun, ilmu ini baru maju secara signifikan pada abad ke-19, ketika beberapa negara mulai melakukan pengamatan meteorologi secara terkoordinasi. Hal ini semakin tambah maju ketika mulai adanya pengembangan komputer pada pertengahan abad ke-20, memungkinkan umat manusia melakukan peramalan cuaca.

Nah, dari sana kita bisa mengamati berbagai fenomena meteorologi. Aktivitas-aktivitas yang tercakup dalam fenomena ini antara lain berbagai variabel yang ada di atmosfer bumi. Misalnya temperatur, tekanan udara, uap air, dan sebagainya. Lantas, berbagai perubahan terkait variabel itu bermanfaat untuk menentukan sistem cuaca terbentuk. 

Seperti Apa Perkembangan Ilmu Ini?

Dalam perkembangannya, ilmu ini memiliki aplikasi di berbagai bidang seperti militer, produksi energi, transportasi, pertanian, dan konstruksi. Kembali ke pembahasan awal, ilmu ini juga erat kaitannya dengan penelitian dan prakiraan terhadap bencana.

Dalam ilmu ini, ada berbagai parameter seperti hujan, kelembaban, temperatur udara, dan angin. Dari sana, kita bisa mempelajari bencana meteorologi.

Bencananya mencakup bencana akibat parameter-parameter tersebut. Misalnya banjir, badai, kekeringan, tanah longsor, tornado, angin topan, gelombang dingin, gelombang panas, serta fenomena alam seperti El Nino dan La Nina.

Sebenarnya kebakaran hutan tergolong sebagai bencana ini loh. Soalnya, bisa terjadi oleh faktor alam, misalnya kekeringan parah, angin kencang, dan kelembaban rendah. 

Namun, kadang kebakaran hutan merupakan bencana yang disebabkan manusia, misalnya orang yang sengaja membakar hutan untuk membuka lahan. Beberapa pihak menganggap bahwa kebakaran hutan jenis ini tidak termasuk bencana ini, karena bencana tersebut merupakan bagian dari bencana alam.

Bencana alam selain bencana meteorologi ada dua jenis yaitu bencana alam geologi dan bencana alam ekstraterestrial. 

Bencana geologi merupakan bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dan tanah longsor. Sementara, bencana alam ekstraterestrial merupakan bencana alam yang penyebabnya berasal dari luar planet bumi, misalnya meteor jatuh dan badai matahari.

Baca Juga: Intip 8 Prospek Kerja Jurusan Oseanografi

STMKG, Sekolah Tinggi Untuk Bidang Studi Meteorologi

Ternyata, ilmu ini bisa kita dalami di perguruan tinggi. Di Tangerang, Banten, ada Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Sebuah Perguruan Tinggi Kedinasan yang berada di bawah BMKG. Lembaga ini sebagai acuan utama di Indonesia dalam memberikan informasi meteorologi, klimatologi, geofisika, dan kualitas udara. 

STMKG berfungsi untuk mempersiapkan kader tenaga ahli tingkat madya untuk BMKG, sehingga pembinaannya langsung dari Menteri Pendidikan Nasional. Secara teknis, operasional juga berjalan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

STMKG pertama kali berdiri pada tahun 1955, STMKG didirikan di Bandung dengan nama Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG). Kampusnya berada di bawah Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, pada tahun 1960, AMG pindah ke Jakarta. Kampusnya berada langsung di bawah Kantor Lembaga Meteorologi dan Geofisika (LMG).

Pada tahun 1978, AMG berubah nama menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Meteorologi dan Geofisika (BPLMG). Statusnya berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan. Sejak tahun 2000, BPLMG berubah kembali menjadi AMG dan berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan.

Kampusnya juga ikut pindah ke Jl. Perhubungan I No.5, Komplek Meteorologi DEPHUB, Pondok Betung, Bintaro. Sejak 1 Januari 2005, AMG berada dibawah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).

Jadi Berubah Nama

Nah, BMG berubah nama menjadi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pada 2014. Karena berada di bawah lembaga tersebut, nama AMG pun ikut berubah menjadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) sampai sekarang.

Kini, STMKG memiliki lima program studi dengan jenjang D4 yakni Klimatologi dan Geofisika, Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, dan Instrumensasi Meteorologi.

STMKG memiliki visi menjadi sekolah tinggi yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan berwawasan global di bidang meteorologi, klimatologi, geofisika dan instrumentasi meteorologi, klimatologi dan geofisika.

Sementara, tujuan STMKG adalah menjadi Perguruan Tinggi bertaraf internasional yang mampu menghasilkan alumni dengan kompetensi di bidang meteorologi, klimatologi, geofisika dan instrumentasi meteorologi, klimatologi dan geofisika sesuai dengan standar nasional dan internasional.

Selain STMKG, kamu juga bisa mempelajari ilmu ini di Institut Pertanian Bogor (bidang studi Meteorologi Terapan) dan Institut Teknologi Bandung (bidang studi Meteorologi). 

Belajar Apa di Jurusan Ini?

Untuk kuliah di jurusan ini, pastikan kamu senang berhitung, menganalisis, dan melakukan riset. Jangan lupa, kamu juga bagusnya memiliki ketertarikan di bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Sifat lain yang diperlukan adalah teliti, independen, bisa berkolaborasi dengan tim, dan rasional.

Selama kuliah, kamu akan mempelajari berbagai mata kuliah, seperti Ilmu Statistika, Kimia, Fisika, Pengamatan Udara, Komputasi Meteorologi, Prakiraan Cuaca, Analis Cuaca, dan sebagainya. 

Saat ini, pastikan kamu egak gaptek (gagap teknologi) ya! Sebab, ilmu ini erat hubungannya dengan komputer, terutama berbagai perangkat lunak yang berfungsi sebagai memprediksi cuaca.

Baca Juga: Begini Pendaftaran UTBK dan Syaratnya agar Masuk PTN Favorit

Prospek Jurusannya Apa Saja?

Tentu saja lulusan jurusan ini dapat bekerja di berbagai instansi pemerintah. Kamu bisa bekerja di BMKG, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Pekerjaan Umum.

Selain itu, kamu juga bisa bekerja di lembaga riset nasional dan internasional seperti ICRAF (World Agroforestry Centre), CIFOR (Center for International Forestry Research), WWF (World Wildlife Fund), Wetland Internasional, DNPI (Dewan Nasional Perubahan Iklim), dan sebagainya. 

Bagi lulusan jurusan ini yang tertarik bekerja di sektor swasta, kamu juga dapat bekerja di berbagai sektor perkebunan dan perusahaan agroindustri lainnya.

Gimana? Menarik dan menantang ya belajar ilmu meteorologi? Tertarik dengan jurusan ini atau kamu sedang menimbang untuk jurusan lain? Tenang, kamu bisa daftar kuliah secara cepat dan mudah melalui goKampus. Tinggal upload rapor, 1 hari diterima! Semudah itu! Klik di sini untuk pendaftaran!

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *