Mungkin kita semua sudah kenal dengan simbol pi dari SD sampai SMA. Bahkan, ketika di perguruan tinggi, ada beberapa jurusan yang masih mempelajari materi yang berkaitan sama konstanta matematika yang satu ini loh. Mulai dari anak remaja sampai orang dewasa kenal sama konstanta atau simbol yang satu ini.
Biasanya, kamu akan menemukan simbol yang satu ini dalam pelajaran matematika, terutama untuk menghitung bidang lingkaran. Kamu membutuhkan konstanta ini untuk menghitung luas dan juga keliling lingkaran.
Nama “pi” sendiri diambil dari salah satu huruf Yunani yang uniknya bukan diberi nama oleh orang Yunani loh. Konsepnya pertama kali justru muncul oleh bangsa Mesir Kuno. Catatan sejarah menyatakan bahwa konsep ini sudah digunakan pada tahun 1650 sebelum masehi (SM).
Penemuan Simbol Pi
Sekitar 250 SM, konstanta dalam matematika ini pertama kali dihitung oleh matematikawan terkenal bernama Archimedes dari Syracuse. Ia menggunakan teorema pythagoras untuk menentukan luas 2 poligon (segi banyak), yaitu poligon yang ada di dalam lingkaran dan poligon yang dibatasi oleh lingkaran. Hasil perhitungannya, Archimedes hanya menemukan perkiraan bilangan, yaitu antara 3 1/7 dan 3 10/71, atau hasil nilai rata-ratanya ialah sekitar 3,1418.
Setelah itu, banyak matematikawan lainnya yang menaruh fokus pada cara menghitung nilai dari konstanta matematika yang satu ini agar memperoleh pendekatan nilai paling akurat. Nah, dengan menggunakan metode Archimedes, matematikawan asal Jerman, Ludolph Ceulen menemukan pendekatan nilai pi hingga 35 digit dengan akurat loh.
Gak berhenti di situ, ternyata bagi matematikawan dan orang zaman dulu, penulisan konstanta ini dengan semua digit yang ada sangat gak efisien. Apalagi ada kemungkinan digit desimalnya akan terus bertambah. Makanya, William Jones mengenalkan penggunaan simbol yang merupakan huruf Yunani untuk mewakili semua nilai pi. Pada akhirnya, simbol ini populer sampai sekarang.
Berapa Nilai Asli Pi?
Di tahun 2019, seorang ilmuwan komputer yang juga bekerja di Google bernama Emma Haruka Iwao, berhasil menemukan 32 triliun digit pi dengan akurat. Tapi, pada 29 Januari 2020, Timothy Mullican berhasil menemukan 50 triliun digit pi yang jauh lebih akurat. Banyak banget kan?
Berkat prestasinya, Timothy masuk dalam Guinness Book of World Records, memecahkan rekor sebelumnya. Sampai sekarang, rekornya belum ada yang bisa mengalahkan.
Seiring berjalannya waktu, bilangan desimal konstanta yang satu ini terus mengalami pembaruan dan mungkin saja terus bertambah tak terhingga banyaknya. Maka dari itu, pi juga merupakan bilangan irasional. Tapi, untuk memudahkan siswa menemukan luas dan keliling lingkaran, biasanya menggunakan nilai pi dengan dua digit desimal, yaitu 3,14.
Terus gimana dengan pi yang nilainya 22/7? Sebenarnya, 22/7 masuk bilangan rasional. Sedangkan pada penjelasan sebelumnya, pi itu bilangan irasional (pi = 3,1415…). Jadi, seharusnya nilai mendekati 22/7, bukan sama dengan 22/7.
Baca Juga: Sertifikat dari Seminar Online, Bermanfaat Gak Sih?
Gimana? Sudah paham kan dengan asal-usul bilangan pi dari masa ke masa? Kalau kamu mau cari-cari informasi lain, misalnya kampus bersejarah atau favorit yang cocok buat kuliah, mencari program beasiswa, atau jurusan yang bikin kamu semangat, cari infonya di goKampus ya! Daftar kuliah pake aplikasi goKampus, tinggal upload rapor, 1 jam diterima! Penasaran? Klik di sini!