Saat Hari Raya Lebaran, sebagian masyarakat Indonesia melakukan tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman, melepas rindu bersama keluarga dan teman-teman setelah lama merantau. Sejarahnya gimana ya, sehingga di negeri ini bisa ada tradisi mudik? Yuk, kita bahas serba-serbi mudik.
Baca Juga: Mudik Adalah Tradisi Yang Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu Loh!
Sejarah Mudik
Konon, tradisi mudik sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu loh! Menurut Silverio Raden Lilik Aji Sampurno, dosen sejarah pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tradisi mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam.
Pada masa jayanya, kekuasaan Kerajaan Majapahit sangat luas, hingga mencapai Sri Lanka dan Semenanjung Malaya. Saking luasnya, Kerajaan Majapahit harus menempatkan pejabat di berbagai daerah untuk menjaga wilayah kekuasaan.
Dalam beberapa periode waktu tertentu, pejabat-pejabat tersebut pulang. Entah untuk menghadap Raja, atau sekadar mengunjungi kampung halaman dan bertemu kembali dengan sanak saudara mereka.
Hal yang sama terjadi di era Kerajaan Mataram Islam. Malahan, penempatan pejabat-pejabat mereka ada di wilayah yang jauh dan terbiasa pulang ketika Idulfitri loh. Mungkin ini yang menjadi cikal bakal mudik sangat populer di Indonesia saat lebaran.
Lebih jauh dari itu, ada pula sejarawan yang beranggapan bahwa mudik adalah tradisi masyarakat Jawa Kuno yang sudah ada, bahkan sebelum Kerajaan Majapahit berdiri.
Tujuan pulang kampung tersebut untuk membersihkan kuburan dan berdoa pada dewa-dewa untuk memohon keselamatan kampung halamannya. Tradisi ini rutin terjadi sekali dalam setahun. Zaman sekarang, sebagian besar penduduk Jawa sudah beragama Islam. Namun, tradisi serupa masih banyak terjadi di daerah Jawa yang terkenal dengan istilah “nyekar”.
Makin Terkenal di Era Modern
Pada era modern, tepatnya 1970-an, istilah “mudik” makin terkenal masyarakat Indonesia sebagai tradisi para perantau untuk kembali ke kampung halamannya nih.
Ini terjadi karena 1970-an adalah era ketika ekonomi nasional mulai maju pesat. Terutama perekonomian di kota-kota besar seperti Jakarta. Banyak perusahaan yang mulai berdiri, baik nasional maupun internasional. Ini membuat lapangan pekerjaan terbuka lebar.
Arus urbanisasi kemudian muncul. Orang-orang di desa berbondong-bondong pergi ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Tapi sebetah-betahnya seorang perantau, tentu suatu saat akan kangen dengan kampung halamannya.
Para perantau ini baru bisa pulang ke kampung halaman jika ada libur panjang. Nah, libur Lebaran adalah salah satu libur terpanjang di Indonesia. Tradisi mudik saat Lebaran pun mulai marak.
Asal Kata, Mana yang Benar?
Tahukah kamu, ternyata mudik punya kepanjangannya sendiri loh. Inilah kepanjangan mudik dan dua versi asal kata mudik.
1. Versi Jawa
Kalau versi orang Jawa, “mudik” adalah singkatan dari “mulih dilik” yang memiliki arti “pulang sebentar”. Ini sesuai dengan apa yang dilakukan masyarakat saat menjelang Lebaran. Hari Raya Idulfitri menjadi saat-saat seorang perantau bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan teman-temannya di kampung halaman.
Istilah “mudik” mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia pada 1970-an, ketika ekonomi nasional mulai maju pesat. Terutama perekonomian di kota-kota besar seperti Jakarta. Banyak perusahaan yang mulai berdiri, baik nasional maupun internasional. Ini membuat lapangan pekerjaan terbuka lebar.
Arus urbanisasi kemudian muncul. Orang-orang di desa berbondong-bondong pergi ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Masyarakat dari berbagai pelosok di Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua menyerbu kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Tapi sebetah-betahnya seorang perantau, tentu suatu saat akan kangen dengan kampung halamannya. Para perantau ini baru bisa pulang ke kampung halaman jika ada libur panjang. Nah, libur Lebaran adalah salah satu libur terpanjang di Indonesia. Tradisi mudik saat Lebaran pun mulai marak.
2. Versi Betawi
Kalau versi orang Jakarta, tepatnya suku Betawi, kata mudik berasal dari kata “udik”. Dalam bahasa Betawi, udik memiliki arti selatan/hulu. Lawan katanya adalah “ilir” yang berarti utara/hilir. Makanya, di Jakarta ada beberapa tempat yang namanya sepasang, misalnya Meruya Udik dan Meruya Ilir, Sukabumi Udik dan Sukabumi Ilir, dan sebagainya.
Ketika Jakarta masih bernama Batavia, pemerintah Hindia Belanda mengambil suplai hasil bumi dari wilayah Jakarta bagian selatan. Itu sebabnya di Jakarta Selatan ada beberapa daerah yang memiliki nama-nama dengan unsur buah dan tumbuhan. Misalnya Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kebon Nanas, Kemanggisan, Duren Kalibata, dan sebagainya.
Hasil bumi tersebut dibawa oleh para petani dan pedagang melalui sungai dari selatan Jakarta ke daerah pusat, utara, timur, dan barat. Dari situ muncul istilah “hilir mudik” yang memiliki sinonim “bolak-balik”. “Mudik” dilakukan si petani dan pedagang saat mereka pulang dari kota ke rumahnya.
Baca Juga: Fakta Unik! Kepanjangan dan Beberapa Versi Asal Kata Mudik
Tips Mudik Sehat
Semua orang yang melakukan mudik lebaran pasti ingin sampai ke kampung halaman dengan selamat. Agar perjalanan mudik yang kamu alami nyaman dan lancar hingga sampai tujuan, inilah beberapa tips yang bisa kamu ikuti.
1. Waspada COVID-19
Meski COVID-19 sudah gak seganas pandemi pada 2020 dan 2021, kita harus mempersiapkan diri dengan baik saat mudik. Bawa masker secukupnya, juga perlengkapan tambahan seperti hand sanitizer. Ada baiknya sebelum mudik kamu sudah divaksin lebih dulu, agar tubuhmu lebih kuat dalam menghadapi bahaya virus korona.
Pada 2022, vaksin menjadi syarat untuk pemudik. Jika kamu sudah vaksin ketiga alias booster, kamu boleh melakukan perjalanan tanpa harus mengikuti tes kesehatan. Jika kamu baru dua kali divaksin (2 dosis), kamu harus menjalani pemeriksaan kesehatan dengan rapid test antigen lebih dulu. Baru sekali vaksin? Siap-siap untuk tes PCR dulu sebelum menempuh perjalanan mudik.
2. Cek Kesehatan
Ini sebenarnya berlaku bagi perjalanan jauh apa saja. Ada baiknya pemudik berkonsultasi ke dokter sebelum melakukan perjalanan jauh. Hal ini bahkan sebetulnya harus jadi kewajiban, jika pemudik adalah kelompok rentan seperti ibu hamil, lanjut usia (lansia), atau penderita penyakit kronis.
3. Bawa Obat
Jika perjalanan mudik yang akan kamu alami bakal panjang hingga di atas 3 jam, ada baiknya kamu membawa obat-obatan sederhana seperti obat sakit kepala, anti-mual, obat diare, obat alergi, hingga jamu dan madu.
4. Bawa Pakaian Hangat
Indonesia memang negara tropis, tapi beberapa daerah memiliki suhu yang relatif dingin. Selain itu, suhu di dalam kendaraan umum seperti bis, kereta, dan pesawat terbang bisa jadi cukup dingin, apalagi jika kamu menempuh perjalanan pada malam hari. Sediakanlah pakaian hangat seperti jaket dan sweater.
Bagi kamu yang membawa kendaraan sendiri, inilah beberapa hal yang mesti diperhatikan sebelum menempuh perjalanan mudik.
a. Cek Kendaraan
Pastikan kendaraan yang kamu gunakan dalam kondisi prima. Sebab, perjalanan jauh bukan main-main. Kalau salah, urusannya bahkan bisa nyawa, loh! Lebih baik pergi ke bengkel dulu deh, sebelum berangkat. Cek berbagai komponen kendaraan seperti rem, oli, filter udara, aki, komponen lampu, kaki-kaki, dan sebagainya. Pastikan kendaraanmu siap tempur.
Baca Juga: Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung, Serupa Tapi Tak Sama!
b. Cek Rute Perjalanan
Perencanaan yang matang akan membuat perjalananmu menyenangkan. Zaman sekarang sudah canggih, kamu bisa mengecek rute dengan aplikasi navigasi seperti Waze dan Google Maps. Catat lokasi penting seperti SPBU, restoran, dan fasilitas kesehatan di sekitar rute perjalanan.
c. Jangan Memaksakan Diri
Jika kamu mengendarai kendaraan, jangan pernah memaksakan diri. Ingin buang air? Segera cari toilet. Merasa lelah? Beristirahatlah. Ngantuk? Tidur dulu sebentar. Jangan memaksakan diri, karena itu sama saja dengan cari mati. Lebay? Enggak juga, sudah banyak loh, kejadian kecelakaan karena pengemudi terlalu memaksakan diri.
Saat membuat rute perjalanan, lihat dan tentukan tempat-tempat yang cocok untuk beristirahat. Selain itu harus kamu ingat, enggak hanya pengendara yang bisa lelah karena perjalanan. Penumpangnya juga bisa kelelahan.
Bagi kamu yang menjalani tradisi mudik, stay safe ya! Jangan lupa selepas mudik kamu upgrade skill di goKampus! Di goKampus, kamu bisa upgrade skill melalui kelas online sekaligus mendapatkan sertifikat berlisensi Nanyang Technological University Singapura atau Trent Global College sebagai modal kamu mencari pekerjaan terbaik! Penasaran? Klik di sini.