Kamu doyan makan seafood? Kebayang dong enaknya ikan kakap bakar yang masih segar? Restoran atau warung seafood bisa berjalan karena ada kegiatan ekonomi kelautan, karena ekonomi kelautan merupakan segala aktivitas perekonomian yang berhubungan dengan laut dan hasil laut termasuk penangkapan ikan oleh nelayan. Gimana sih cara nelayan menangkap ikan di laut? Yuk, kita bahas.
Kegiatan Ekonomi Kelautan Di Sektor Perikanan Tangkap
Namanya ikan laut, tentu saja asalnya dari laut, gak mungkin dari air tawar. Dalam sektor perikanan tangkap, nelayan berlayar di laut untuk menangkap ikan dengan segala teknik.
Ada dua macam nelayan. Pertama, mereka yang berlayar dengan kapal tanpa mesin, alias nelayan tradisional. Nelayan tradisional menangkap ikan dengan penggunaan alat-alat tradisional seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, harpun, jaring lempar, tombak, dan sebagainya.
Ada pula nelayan modern, yaitu mereka yang berlayar dengan kapal bermesin sehingga bisa menjangkau laut yang jaraknya jauh dari tepi pantai. Nelayan modern juga melengkapi kapalnya dengan berbagai alat dan teknologi modern. Bahkan, alat pendingin sudah tersedia agar ikan tetap segar sebelum memasarkan ke pelelangan atau pasar ikan.
Nelayan modern menggunakan sonar untuk mendeteksi daerah yang kaya akan ikan, lalu menangkap biota laut dengan salah satu dari tiga alat ini:
- Pukat cincin – dinding jaring melingkar berukuran besar yang terpasang di sekitar area kumpulan ikan. Pukat cincin menangkap ikan dalam jumlah besar (biasanya sarden dan tuna). Tapi, alat ini turut menjebak hewan langka seperti penyu dan lumba-lumba ketika perahu menarik pukat.
- Gill net (jaring insang) – jaring besar berbentuk persegi panjang, terbuat dari nilon ataupun multifilamen. Biasanya, gill net terpasang secara vertikal di dalam air dan memerangkap ikan yang melewatinya. Celah gill net cukup untuk kepala ikan, tapi insangnya tidak bisa melewati jaring sehingga ikan akan terperangkap.
- Pukat harimau – jaring berukuran besar dan berbentuk kerucut. Pukat harimau terlarang karena merusak ekosistem laut. Soalnya, ketika pukat harimau masuk ke dasar laut, kemudian kapal melaju, pukat harimau akan menjebak semua benda yang lewat, termasuk terumbu karang.
Sektor Budidaya Ikan
Nah, ternyata tidak semua ikan, udang, kerang, atau hasil laut lainnya sepenuhnya dari nelayan yang berlayar ke laut. Ada juga hasil laut yang berasal dari budidaya ikan. Misalnya, beternak ikan di tambak. Kurang lebih, tambak mirip dengan empang yaitu kolam untuk budidaya ikan. Hanya saja, kalau empang itu kolam air tawar, sementara tambak berisi air laut.
Baca Juga: 5 Contoh Ekonomi Kelautan Ini Penting Bagi Negara! Cek Selengkapnya
Tambak bisa berada persis di pinggir laut, atau setidaknya di pesisir yang dekat dengan laut. Pastinya, tambak berada di daerah yang dialiri pasang surut air laut sebab air yang masuk kedalam kolam tambak sebagian besar berasal dari laut saat terjadi pasang, sehingga pengelolaan air dalam tambak dilakukan dengan memanfatkan pasang surut air laut.
Dengan begitu, kondisi ekosistem di dalam tambak terkendali, karena dibuat semirip mungkin dengan lautan. Spesies yang dibudidayakan mencakup ikan laut, kerang, udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan alga.
Gimana? Sudah kebayang tentang ekonomi kelautan belum nih? Kalau kamu ingin mendalami lagi soal ekonomi kelautan atau jurusan kuliah lainnya, yuk cari informasi selengkapnya di goKampus! Langsung klik link di sini.