Seperti halnya sistem tubuh lain, sistem imun kita dapat terkena gangguan berupa imunodefisiensi dan penyakit auto imun loh.
Imunodefisiensi terjadi ketika sistem imun kita kurang aktif, sehingga infeksi terus berulang, bahkan bisa mengancam jiwa penderitanya. Penyebab imunodefisiensi adalah karena faktor genetik dan kondisi dapatan seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) akibat oleh retrovirus HIV.
Nah, autoimun adalah kebalikan dari imunodefisiensi. Penyakit autoimun justru menyebabkan sistem imun menjadi hiperaktif. Masalahnya, keaktifan tinggi ini membuat sistem imun tubuh menyerang jaringan normal, seakan-akan jaringan tersebut merupakan benda asing.
Baca Juga: 8 Cara Meningkatkan Imun Tubuh Agar Terhindar Dari Penyakit
Gejala Auto imun
Sebenarnya, auto imun merupakan sebuah golongan yang terdiri dari 80 penyakit. Kesamaannya adalah gangguan pada sistem imun yang membuatnya lebih aktif. Beberapa penyakit ini yang sering terjadi adalah lupus eritematosus sistemik, anemia hemolitik autoimun, rheumatoid arthritis, dan scleroderma.
Agar kamu lebih aware, inilah beberapa gejala umum penderita penyakit-penyakit auto imun:
- Kelelahan; sering mengalami sulit konsentrasi, haus, lemas, dan mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Pegal otot dan sering kesemutan
- Ruam kulit
- Demam ringan
- Rambut rontok
Gejala-gejala tersebut kerap muncul tiba-tiba dan langsung berat. Pemicunya bisa stress, atau terlalu banyak terpapar sinar matahari.
Apa Saja Penyebabnya?
Sayangnya, penyebab penyakit auto imun belum diketahui secara pasti. Namun, para ilmuwan menduga bahwa beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit autoimun:
- Faktor genetik, memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga
- Menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti konsumsi obat antibiotik yang berlebihan
- Kelebihan berat badan (obesitas)
- Merokok
- Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr, mikoplasma, streptokokus, Klebsiella, dan malaria
- Perempuan lebih rentan kena auto imun dibanding lelaki
- Sebagian besar kasus autoimun terjadi pada usia dewasa
Gimana Perawatannya?
Seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit kencing manis (diabetes), autoimun gak bisa disembuhkan. Meski demikian, penderita tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari seperti orang normal yang sehat, selama ada pengawasan terhadap penyakit ini dengan baik.
Penderita auto imun harus minum obat secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, serta berolahraga yang cukup. Penderita autoimun juga harus minum obat secara hati-hati. Sebab, penyakit ini bikin sistem imun kita terlalu aktif. Nah, obat untuk mengontrol auto imun bekerja dengan menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan). Hal ini dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh kita dalam melawan penyakit/infeksi lain.
Itulah sekilas mengenai penyakit auto imun. Jangan sampai kita terkena penyakit ini ya. Tertarik untuk mendalami tentang imun dan sejenisnya? Kamu bisa memilih jurusan kesehatan atau kedokteran. Milih universitasnya di mana? Di goKampus tentunya. Daftar kuliah di goKampus, tinggal upload rapor, 1 hari diterima, dapat cashback pula! Penasaran? Klik di sini untuk info lengkapnya.