Apa itu narkoba? Kenapa ada orang yang nekat memakainya, padahal tahu kalau benda itu berbahaya? Apa benar seseorang memakai narkoba cuma karena penasaran? Kita bahas semua yuk.
Saat mencari tahu mengenai apa itu narkoba, mungkin kamu juga akan menemukan satu istilah bernama napza. Nah, perlu kamu ketahui bahwa dua istilah ini sebenarnya sama ya. Bedanya hanya siapa yang menggunakan istilah tersebut. Untuk kalangan umum, termasuk pemerintah, aparat hukum, media, hingga masyarakat sipil, terbiasa menggunakan istilah narkoba. Sedangkan istilah napza lebih sering digunakan oleh kalangan tenaga kesehatan (nakes).
Singkatannya memang sedikit berbeda. Narkoba adalah akronim dari narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya. Sedangkan Napza adalah akronim dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif Lainnya. Meski demikian, kedua istilah ini pada prinsipnya tetap sama, yaitu mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Seseorang yang mengonsumsi narkoba atau napza akan mengalami gangguan fisik, psikis, fungsi syaraf, hingga kesadaran, dan emosinya.
Baca Juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Ingatkan Bahaya Merokok
Apa Itu Narkoba? Bedanya Sama Narkotika dan Zat Sejenis?
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran. Penggunaan obat ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, tapi dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika ada yang berasal dari tanaman dan ada juga yang tidak. Tanaman yang menghasilkan narkotika ada dua jenis, tanaman sintesis dan semisintesis. Saat ini, narkotika terdiri dari tiga golongan:
Golongan I
Hanya dipakai untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi. Golongan ini memiliki potensi ketergantungan yang sangat tinggi. Contoh: kokain, ganja, dan heroin.
Golongan II
Mulai ada yang digunakan sebagai obat atau kebutuhan terapi. Sering juga untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Golongan ini memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi. Contoh: morfin dan petidin.
Golongan III
Penggunaannya untuk obat, kebutuhan terapi, dan ilmu pengetahuan. Memiliki potensi ketergantungan ringan. Contoh: kodein.
2. Psikotropika
Zat psikotropika adalah obat yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat. Psikotropika ini dapat menyebabkan perubahan perilaku dan perubahan khas pada aktivitas mental. Psikotropika ada yang alamiah dan ada juga yang sintesis. Ada 4 golongan:
Golongan I
Penggunaannya untuk ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk terapi. Golongan ini memiliki sindrom ketergantungan kuat. Contoh: ekstasi.
Golongan II
Penggunaannya untuk pengobatan, ada sedikit yang untuk terapi, serta tujuan penelitian. Memiliki sindrom ketergantungan kuat. Contoh: amphetamine.
Golongan III
Penggunaannya sebagai obat, sering dipakai untuk terapi, dan tujuan penelitian. Memiliki sindrom ketergantungan sedang. Contoh: phenobarbital.
Golongan IV
Penggunaannya untuk obat, banyak untuk terapi, serta untuk penelitian. Memiliki sindrom ketergantungan ringan. Contoh: diazepem, nitrazepam.
Mengapa Orang Pakai Narkoba Meski Tahu Itu Berbahaya?
Mengutip data terakhir dari Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pecandu narkoba di Indonesia saat ini kurang lebih mencapai 6 juta orang. Mungkin kamu bertanya, kenapa sih mereka melakukannya? Bukankah mereka tahu dampak negatif dari penyalahgunaan zat atau obat itu ya? Berikut beberapa alasan yang membuat seseorang memakai narkoba.
1. Pengaruh Lingkungan
Alasan paling umum mengapa seseorang tergoda narkoba karena pengaruh dari luar diri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Godaan kerap datang dari orang yang sering mereka temui atau idolakan, termasuk orangtua, teman, kakak, hingga selebritas.
2. Rasa Penasaran
Banyak anak muda jadi pecandu narkoba karena penasaran dengan obat-obatan. Mereka tahu narkoba itu buruk, tapi mereka nggak percaya kalau dampak buruk tersebut akan terjadi pada dirinya.
3. Kecanduan Tidak Disengaja
Obat-obatan opium memang dikenal efektif mengatasi rasa sakit yang tak tertahankan, misalnya selama terapi kanker atau pasca operasi. Ada juga yang menggunakan ekstasi untuk menghilangkan gejala cemas berlebihan. Tapi seiring waktu, tubuh dapat mengembangkan toleransi terhadap obat-obatan ini, sehingga banyak orang yang nekat meningkatkan dosisnya tanpa seizin dokter dan akhirnya membuat mereka kecanduan.
4. Kecanduan karena Pilihan
Banyak juga yang beralih ke narkoba karena memang sengaja. Mereka mungkin tahu efek jahatnya, tapi gak benar-benar mendapat informasi yang detail soal hal itu. Menurutnya, beberapa obat resep yang sebenarnya untuk penderita ADHD, Adderall, dan semacamnya bisa membantu mereka lebih konsentrasi belajar atau menurunkan berat badan. Padahal efek setelah itu akan membuat mereka terjerat dan kecanduan.
Sebenarnya, ada kegiatan lain yang jauh lebih positif dan kamu bisa mengajak teman-teman loh. Salah satunya adalah membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan sesering mungkin. Bila perlu, sediakan waktu untuk upgrade skill lewat kelas profesional di sini.
Sekarang ikutan kelas atau kursus banyak yang online kok. Jadi kamu gak perlu repot datang ke tempat kursusnya. Kini, semua bisa kamu lakukan di goKampus! Di goKampus, kamu bisa ikut kelas online bersertifikat langsung dari universitas terkenal di Singapura, Nanyang Technological University (NTU). Ada promo cicilan menarik dan diskon up to 65%! Tertarik? Klik di sini.