Pernah dengar istilah agile? Apa sih itu? Bagi orang yang berkutat dengan pengembangan software, istilah agile software development pasti enggak asing. Apalagi, istilah tersebut menjadi salah satu jenis metode pengembangan perangkat lunak/ software dengan berbagai proses kecil yang berulang. Atau sering disebut dengan iterasi.
Berbeda dengan metodologi waterfall di mana perusahaan harus memiliki alur linear/ lurus dari awal hingga akhir yang nggak bisa memotong/ mengubah di tengah-tengah prosesnya. Nah, prinsip dari agile itu sendiri adalah fleksibilitas pada setiap perubahan.
Agile pertama kali hadir di perusahaan Jepang yaitu perusahaan Toyota pada akhir tahun 70-an yang mana pada tahun tersebut produksi mobil menerapkan sistem waterfall. Jadi, akhir sebenarnya bukan murni milik perusahaan yang bergerak pada bidang software development saja, tapi Toyota menerapkan cara itu pada ada tahun tersebut, mereka memboyong Edward Beming untuk melatih ratusan manajer perusahaan Toyota. Edward Deming adalah salah satu enzim yang menyempurnakan siklus Plan Do Study Act atau PDSA.
Menurut Adapt Methodology, cara kerja agile adalah dengan memecah proyek besar menjadi proyek yang lebih kecil dan sebutannya adalah iterasi. Di akhir proses iterasi nanti, akan menghasilkan sebuah produk yang bernilai tinggi. Karena interaksi dan komunikasi menjadi salah satu hal utama, hasil produk yang dihasilkan pun harus diperkenalkan ke publik. Hal ini bertujuan agar ada feedback dari user ataupun stakeholder.
Saat ini metode agile pun sudah banyak hadir di perusahaan teknologi, seperti startup, dalam pengembangan perangkat lunak mereka. Soalnya, metode tersebut bisa memberikan ruang besar untuk tim agar mampu mengambil keputusan dengan cepat, dengan kualitas dan prediksi yang oke, dan meningkatkan potensi dalam menangani setiap perubahan dengan baik.
Jenis Agile Untuk Pengembangan Software
Agile enggak hanya memiliki 1 jenis melainkan ada sekitar 8 jenis metode yang bisa perusahaan gunakan.
- Adaptive Software Development (ASD)
- Agile Modelling (AM)
- Crystal
- Dynamic System Development Method (DSDM)
- Extreme Programming (XP)
- Feature Driven Development (FDD)
- Rational Unified Process
- Scrum Methodology
Jadi, jenis agile mana yang paling populer dan banyak perusahaan menggunakannya saat ini? Jawabannya adalah jenis Adaptive Software Development (ASD), Dynamic System Development Method (DSDM), Extreme Programming (XP), dan Scrum. Hal ini tentu kembali lagi pada kebutuhan pengembangan perangkat lunak di perusahaan.
Berdasarkan penjelasan barusan, bisa kita simpulkan bahwa metode tersebut adalah metode pengembangan perangkat lunak berdasarkan suatu proses pengerjaan secara berulang-ulang.
Di dalamnya juga terdapat aturan dan solusi yang sudah disepakati dan juga dilakukan dengan kolaborasi antar tim secara lebih terorganisir dan juga lebih terstruktur. Selain itu, hal yang nggak boleh terlupakan selain menggunakan agile adalah mengelola keuangan perusahaan secara lebih cepat dan lebih akurat.
Itu tadi cara kerja agile untuk perusahaan startup. Gimana, kamu ingin cari tahu lebih dalam? Kamu bisa menggali banyak hal dan detail dengan mengikuti kelas Bagaimana Menjadi Gesit di Dunia yang Kacau di sini. Atau bisa juga ikutan kelas yang berhubungan dengan Agile bareng gnowbe yang bisa kamu pilih di link ini! Psst, ada diskon menarik loh! Yuk, buruan ikutan sebelum kehabisan.