Di era modern, komunikasi makin mudah untuk dilakukan. Internet dan teknologi digital memang memudahkan komunikasi manusia. Namun, meski komunikasi dapat dengan mudah tersampaikan, bukan berarti jadi bisa semaunya. Misalnya, kamu harus tetap menjaga etika dalam menjalin komunikasi agar nggak menyakiti orang lain. Seperti apa sih penerapannya? Yuk, kita bahas dari berbagai sudut pandang.
Etika Komunikasi
Apa sih definisi dari etika komunikasi? Jika kita lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inilah arti dari kata “etika” dan “komunikasi”.
Etika: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Komunikasi: pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Sehingga, kita bisa menyatakan bahwa definisi etika komunikasi adalah prinsip yang mengatur tentang hubungan interaksi antar manusia satu dengan yang lain. Secara umum, etika komunikasi berkaitan dengan moral dalam segala bentuk komunikasi manusia.
Makanya gak heran kalau etika komunikasi mencakup kejujuran dalam komunikasi, menjaga kerahasiaan informasi, dan tidak membahas hal yang bersifat pribadi ataupun urusan orang lain di depan umum atau di depan pihak ketiga.
Memangnya apa sih gunanya etika komunikasi? Secara garis besar ada tiga fungsi, yaitu:
1. Sebagai Landasan Moral
Etika komunikasi membangun landasan moral antarmanusia. Misalnya berkomunikasi dengan bahasa yang baik, berperilaku sopan saat berbicara, dan sebagainya.
2. Mempermudah Proses Penyampaian Pesan
Dengan menjalankan etika komunikasi, setiap orang akan lebih mudah dalam menyampaikan dan menerima pesan. Sebab, penggunaan bahasa akan lebih mudah tersampaikan dari kedua belah pihak.
3. Sebagai Panduan Manusia Dalam Berkomunikasi
Fungsi lain etika komunikasi ialah sebagai panduan manusia dalam menjalin komunikasi. Panduan ini meliputi penggunaan bahasa, baik komunikasi lisan maupun tertulis, hingga cara berperilaku.
Unsur-unsur Komunikasi
Untuk mengetahui lebih lanjut cara menerapkan etika komunikasi dengan tepat, kamu harus mengetahui lebih dulu unsur-unsur yang membuat sebuah komunikasi bisa berjalan baik. Apa saja?
1. Pengirim (sender)
Proses komunikasi nggak bisa berjalan kalau nggak ada pengirim. Soalnya, pengirim memiliki informasi untuk orang lain. Informasi tersebut bisa berbentuk gagasan, pertanyaan, perintah, pendapat, dan pernyataan.
2. Penerima (receiver)
Kalau nggak ada si penerima, artinya si pengirim ngomong sendiri, dong. Artinya, proses komunikasi hanya bisa terjadi jika ada dua pihak atau lebih.
3. Pesan/informasi
Pesan atau informasi bisa berbentuk gagasan, pertanyaan, perintah, pendapat, dan pernyataan. Bahkan, dalam komunikasi langsung bisa terjadi melalui bahasa tubuh dan nada suara.
4. Media atau Sarana Komunikasi
Media atau sarana komunikasi berfungsi sebagai tempat pengirim mengirim pesan atau informasi kepada penerima. Contohnya, kamu mengirim pesan kepada gebetanmu menggunakan aplikasi WhatsApp. Nah, dalam hal ini WhatsApp menjadi sarana komunikasi antara kamu (pengirim) dan gebetanmu (penerima).
5. Umpan Balik (feedback)
Kembali ke contoh chat dengan gebetan di WhatsApp, pernahkah gebetanmu hanya membaca pesanmu dan tidak membalasnya? Alias, cuma dua centang biru? Itu artinya gebetanmu (penerima) tidak memberikan umpan balik (feedback) kepada kamu (pengirim). Sebenarnya, mengabaikan pesan juga bisa menjadi indikasi feedback dari si penerima, loh.
Selain lima unsur komunikasi di atas, ada dua faktor tambahan yang juga menentukan keberhasilan proses komunikasi.
1. Noise
Ada dua unsur-unsur komunikasi yang jadi tambahan dalam proses komunikasi. Unsur pertama adalah noise (kebisingan). Maksudnya, gangguan apapun dapat mempengaruhi informasi/pesan yang terkirim oleh pengirim, sehingga penerima pesan nggak bisa memahaminya.
2. Konteks
Konteks adalah unsur komunikasi dengan peran yang penting dalam menentukan keberhasilan proses komunikasi. Contohnya, jika kamu ngobrol dengan teman akrab, rasanya mudah saja karena kamu dan temanmu sudah sangat nyambung. Tapi jika kamu ngobrol dengan orang asing yang baru kamu temui di kereta, mungkin sulit untuk langsung akrab.
Baca Juga: Tips Mempengaruhi Psikologi Manusia Melalui Komunikasi
Strategi Komunikasi
Setelah mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi, sekarang saatnya kamu mengetahui strategi komunikasi. Kok komunikasi aja pakai strategi, kayak main bola aja?
Logikanya begini, ketika bermain sepakbola, perlu strategi agar serangan dan pertahanan bisa berjalan lebih efektif dan efisien untuk mengalahkan lawan. Dalam komunikasi, strategi punya tujuan yang sama dengan strategi pada olahraga atau peperangan, yaitu agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Langkah-langkah strateginya seperti ini:
1. Mengenal Penerima Pesan
Dalam berkomunikasi, satu strategi yang paling penting adalah mengetahui siapa yang akan menerima pesan/informasi dari kamu. Segala komponen komunikasi yang akan kamu gunakan harus disesuaikan dengan para penerima pesan.
Contohnya, kamu harus bicara dengan seorang dosen killer. Tentu saja caranya akan berbeda dibanding caramu berbicara dengan teman akrabmu. Kamu harus mengenal si dosen killer dengan baik, agar pesan/pendapat/permasalahan yang ingin kamu bicarakan dengan beliau bisa tersampaikan dengan baik.
2. Menentukan Tujuan
Inilah strategi komunikasi yang kedua: apa tujuan kamu melakukan komunikasi? Apakah untuk memberikan informasi, memberi pendapat, menanyakan sesuatu, menyelesaikan masalah, menolong, memberi gagasan, memberi perintah, atau tujuan-tujuan lainnya? Dengan menentukan tujuan komunikasi, kamu bisa lanjut ke strategi komunikasi ketiga.
3. Menyusun Pesan
Setelah mengenal calon penerima pesan dan menentukan tujuan komunikasi, strategi selanjutnya adalah menyusun pesan. Kamu kan sudah mengenal dan mengamati penerima pesan, nah, pengamatan ini jadi acuan untuk menyusun pesan.
Kamu bisa menetapkan metode penyampaian pesan. Lalu, pilih media yang digunakan. Ini disesuaikan dengan karakteristik penerima pesan, tujuan komunikasi, dan pesan itu sendiri. Misalnya, kalau kamu ngobrol dengan anak SD, gak mungkin kamu bisa ngobrolin soal filosofi tentang eksistensialisme manusia di abad ke-21.
Mereka belum paham hal-hal berat seperti itu. Kamu bisa menggunakan bahasa yang mudah dipahami bocah SD, dan disertakan dengan beberapa jokes yang menghibur agar mereka tidak cepat bosan. Juga menggunakan gambar-gambar yang menarik bagi mereka, misalnya tokoh kartun.
Cara Agar Komunikasi Lebih Efektif
Komunikasi efektif adalah proses transmisi ide, pemikiran, atau informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan yang menghasilkan hubungan atau timbal balik positif bagi kedua belah pihak.
Jika komunikasi berlangsung secara efektif, tujuan dari proses komunikasi akan tercapai. Setiap pelaku komunikasi akan mengirim umpan balik (feedback) dan pada akhirnya memahami informasi yang diterima.
Misalnya, kamu melakukan brainstorming bersama beberapa rekan kerja untuk menyelesaikan sebuah persoalan yang dihadapi perusahaan. Kamu dan teman-temanmu memberikan solusi masing-masing, lalu masing-masing anggota rapat memberi feedback. Akhirnya tercipta kesimpulan tentang cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam dunia digital, kita kerap berkomunikasi dengan rekan kerja tanpa bertemu langsung. Bisa menggunakan konferensi virtual, atau bahkan hanya komunikasi di grup WhatsApp saja. Cara komunikasinya tentu sangat berbeda dibanding rapat langsung di kantor.
Tapi, intinya sama saja. Komunikasi efektif di lingkungan dunia nyata dan dunia digital bisa dibilang hanya beda media saja.
Faktor Penting Agar Komunikasi Bisa Berjalan Efektif
- Pesan yang Jelas : Pesan yang disampaikan harus sederhana agar mudah dipahami. Selain itu, pesan harus disusun secara sistematis untuk mempertahankan maknanya.
- Pesan yang Benar : Informasi yang dikomunikasikan tidak boleh samar atau salah dalam arti apa pun. Jangan sampai ambigu, ya!
- Pesan Lengkap : Jika informasi yang kamu sebarkan hanya sepatah-patah dan tidak lengkap, gimana kamu dan rekan-rekanmu dapat mengambil keputusan benar?
- Keandalan : Pembicara harus yakin bahwa apapun yang dia sampaikan benar, meskipun dalam wujud IMO (in my opinion) semata. Gimana mau meyakinkan pendengar, kalau kamu yang bicara terdengar gak yakin dengan pendapatmu sendiri?
- Pertimbangan Penerima : Pembicara/pengirim pesan harus memperhatikan sikap, bahasa, pengetahuan, tingkat pendidikan dan posisi penerima.
- Respek : Pesan yang disusun harus mencerminkan kesopanan, kerendahan hati dan rasa hormat pembicara terhadap penerima pesan. Jangan sampai kamu berbicara dengan nada yang menganggap rendah para pendengar.
Baca Juga: Modal Utama Semangat Dalam Berkarier? Cari Tahu Passion Terbaikmu Yuk!
Gimana? Kamu sudah siap menerapkan etika dalam berkomunikasi di era digital secara efektif? Atau kamu belum tahu mau memulainya dari mana? Tenang, saat ini goKampus menghadirkan kelas online yang bikin kamu makin expert dalam berkomunikasi terutama di era digital.
Eits, selain makin ahli di bidang komunikasi berkat pengajar yang kompeten di goKampus, kamu juga akan mendapatkan sertifikat dari universitas di Singapura yang bisa memudahkan kamu mendapatkan karier idaman. Tunggu apalagi? Ikutan kelasnya dengan klik di sini dan dapat diskon menarik. Jangan sampai kehabisan ya!