Tonton Sekarang
Saat melihat karya seni, ada dua kemungkinan, entah kamu mengapresiasi seni atau justru mengkritik karya tersebut. Namun, kritik gak selamanya buruk karena kita dapat mengetahui kekurangan dan kelebihannya melalui kritik tersebut. Menurut Edmund Burke Feldman (1967) dalam buku Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis karya Tri Aru Wiratno (2020), kritik di dunia seni terbagi ke dalam 4 jenis, yaitu kritik jurnalistik, seni pedagogik, seni ilmiah, serta seni populer. Nah, kamu mungkin pernah membaca resensi atau ulasan dari karya seni di surat kabar, bukan? Itu adalah salah satu contoh dari kritik jurnalistik. Yuk, kita mengenal lebih jauh jenis kritik yang satu ini!
Apa Itu Kritik Jurnalistik?
Sederhananya, kritik yang satu ini berisi tanggapan atau penilaian yang terpublikasi di media massa dalam bentuk resensi, ulasan, atau pemberitaan untuk pembaca. Kebanyakan penulis kritik jurnalistik adalah wartawan atau jurnalis seni.
Mengutip dari buku Buku Siswa Seni Budaya SMA/MA Kelas X (2021), kritik jurnalistik hampir sama dengan kritik populer, namun tanggapan yang tertulis lebih dalam dan tajam daripada kritik populer. Kritik ini juga dapat dengan mudah memengaruhi persepsi masyarakat akan karya seni tertentu. Hal ini karena apa yang media massa publikasikan lebih dipercaya oleh masyarakat.
Biasanya kritik jurnalistik berhubungan dengan pameran atau pertunjukan karya seni, seperti pameran, festival, dan kegiatan seni lainnya. Kritik ini bersifat deskriptif dan tergolong ke kategori berita. Gak hanya membicarakan tentang baik, buruk, salah, atau benar karya seni, kritik jurnalistik menuliskan tentang seberapa meyakinkan karya seni tersebut.
Salah satu fungsi kritik seni adalah untuk mengupas atau mengulas karya seni agar penikmat atau penonton dapat lebih mudah memahami karya seni tersebut. Kritik seni dapat menjadi salah satu wadah berkomunikasi untuk para seniman dan penikmatnya.
Selain itu, kritik jurnalistik juga memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu terpublikasi melalui media massa, gak menggunakan teori atau metode ilmiah, dan penulisnya adalah jurnalis seni, kritikus sastrawan, maupun kritikus umum.
So, apakah kamu tertarik menjadi jurnalis seni dan memberikan kritik tentang karya seni? Atau kamu masih explore profesi lainnya? Tahukah kamu kalau relevansi kemampuan lulusan perguruan tinggi di Indonesia dengan kebutuhan industri masih berada di kisaran 64% berdasarkan Future of Jobs Report, World Economic Forum 2020? Nah, supaya skill yang kamu miliki relevan dengan kebutuhan industri, yuk persiapkan diri kamu dengan cari kelas bersertifikat di sini!