Author: Randi Aditya

Istilah sempro pasti gak asing lagi di telinga mahasiswa tingkat akhir. Bahkan ketika mendengar kata ini, mungkin beberapa mahasiswa akan mendadak merinding. Hayo ngaku! Tapi ternyata banyak juga mahasiswa yang tidak tahu perbedaan dari sempro dan skripsi, khususnya mahasiswa yang baru saja masuk perkuliahan.

Buat kamu yang gak berasa tiba-tiba sudah jadi mahasiswa tingkat akhir, semangat! Karena selanjutnya biar bisa lulus dari kampus tercinta, kamu harus melewati yang namanya sempro dan skripsi.

Apakah kamu pernah mendengar ucapan ini ketika temanmu baru saja menyelesaikan sempro? Atau mungkin pernah membacanya di status media sosial milik temanmu? Kamu pun menjadi bertanya-tanya, sebenarnya apa itu ucapan semprotulation.

Bagi sebagian besar mahasiswa, skripsi menjadi momok yang sangat menakutkan. Terlebih bagi calon mahasiswa atau pun mahasiswa baru. Bahkan, gak jarang ada yang sudah memikirkan topik penelitian skripsi sejak baru memasuki perguruan tinggi.

“Untuk bisa bersaing di dunia kerja nanti, kamu harus banget punya soft skill dan hard skill!”, “Jangan lupa kembangkan soft skill kamu di dunia perkuliahan!”. Pasti kamu sudah gak asing lagi kan dengan kata-kata tersebut. Biasanya kamu akan mendengarnya dari orangtua, guru, senior atau pun teman kamu yang sudah memiliki pengalaman dalam dunia kerja.

Dunia kerja tidaklah sama dengan dunia pendidikan yang sudah kamu lewati. Di dunia ini kamu akan membutuhkan lebih banyak soft skill yang harus dimiliki agar kariermu bisa naik dengan tajam.

Ketika kamu akan melamar sebuah pekerjaan, umumnya pertanyaan yang paling sering muncul adalah “Apa saja kemampuan yang kamu miliki?” Di sini sebenarnya kita dapat “menjual” diri kita di hadapan HRD/user yang bersangkutan.

Potensi diri bakal sangat berguna ketika kamu lulus kuliah dan memasuki dunia kerja nanti. Beberapa contohnya adalah soft skill dan hard skill.