Kamu tahu gak sih, kenapa umat muslim wajib berpuasa pada saat bulan Ramadan? Puasa sebenarnya ada dalam rukun Islam yang wajib kita jalankan dan bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Kamu harus menahan hawa nafsu dan menghindari hal-hal yang membataklan puasa, seperti makan, minum, muntah dengan sengaja, merokok, berhubungan badan, mabuk, dan sebagainya. Di artikel ini, kita akan membahas hukum puasa Ramadan dan golongan yang tak wajib berpuasa. Yuk, simak informasi lengkapnya berikut ini, guys!
6 Golongan Orang yang Tak Wajib Puasa
Selama bulan Ramadan, memang seluruh umat muslim wajib untuk menjalankan puasa selama satu bulan penuh. Namun, terdapat kondisi tertentu yang membuatmu boleh untuk gak menjalankan ibadah puasa. Hal ini tentunya dengan beberapa ketentuan. Sebelum mengetahui hukum puasa Ramadan, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu golongan orang yang boleh untuk gak menjalankan puasa. Mengutip dari akun Instagram Bimbingan Masyarakat (BIMAS) Islam Kemenag RI dan web Zakat.or.id, berikut 6 golongan orang yang tak wajib puasa!
1. Anak kecil
Bagi anak yang belum balig atau dewasa, maka gak wajib hukumnya untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan. Seorang anak tergolong dewasa apabila mengalami mimpi basah atau keluarnya air mani pada laki-laki, serta keluarnya darah haid atau menstruasi pada perempuan. Umumnya, hal ini terjadi pada usia 9 tahun. Namun, jika pertanda tersebut belum muncul hingga usia 9 tahun, maka anak tergolong balig pada usia 15 tahun. Pada umumnya, anak-anak akan berpuasa sejak dini atau sekitar menginjak usia 7 tahun.
2. Hilang akal sehat
Orang yang kehilangan akal sehat gak wajib untuk berpuasa meskipun sudah dewasa. Contohnya orang gila atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Jika mereka berpuasa, maka puasanya dianggap gak sah. Hal ini karena salah satu syarat untuk menjalani ibadah puasa adalah berakal sehat. Seseorang dengan gangguan jiwa atau cacat mental gak perlu mengkada puasanya bahkan setelah mereka sembuh. Jika ada orang yang sengaja membuat dirinya kehilangan akal sehat, misalnya dengan mabuk-mabukan, maka wajib baginya untuk mengganti puasa di luar bulan Ramadan.
3. Orang sakit dan orang tua/lansia
Orang yang lagi terkena musibah penyakit dan orang tua yang sudah lanjut usia gak wajib untuk menjalankan ibadah puasa. Hal ini tentu dengan beberapa pertimbangan. Jika gak mampu berpuasa, maka sebaiknya mengganti dengan kada atau fidyah. Misalnya, orang dengan sakit yang sangat parah atau jika berpuasa maka kondisi tubuhnya akan lebih lambat untuk sembuh. Jika orang yang sakit itu telah sembuh, maka orang tersebut wajib untuk mengkada puasanya. Namun, jika gak ada harapan untuk sembuh, maka kada bisa digantikan dengan membayar fidyah. Sama halnya dengan orang tua yang sudah lanjut usia, nih. Jika sudah gak mampu berpuasa, maka mereka dapat menggantinya dengan membayar fidyah sesuai dengan jumlah hari puasa yang telah tinggal.
4. Perempuan yang haid atau nifas
Perempuan yang baru saja melahirkan dan masih dalam kondisi nifas gak wajib berpuasa. Begitu juga pada perempuan yang lagi mengalami haid. Jika perempuan yang lagi haid tetap berpuasa, maka haram hukumnya. Perempuan yang haid tetap bisa menambah pahala di bulan puasa dengan melakukan zikir, berdoa, dan kegiatan positif lainnya. Namun, mereka wajib untuk mengganti puasanya atau mengkada pada hari lain di luar bulan Ramadan.
5. Perempuan hamil dan menyusui
Sama halnya dengan perempuan yang lagi bernifas dan haid, perempuan dalam kondisi hamil dan menyusui gak wajib untuk berpuasa. Khususnya bagi seorang ibu yang khawatir dengan kondisi anaknya yang masih di bawah 2 tahun karena takut akan persediaan ASI yang gak tercukupi. Mereka wajib untuk mengganti puasanya atau mengkada pada hari lain di luar bulan Ramadan.
6. Musafir
Orang yang berpergian dengan jarak yang jauh maka boleh baginya untuk gak berpuasa dengan syarat, tempat tujuan berjarak lebih dari 84 kilometer dan di waktu subuh. Saat memutuskan untuk gak berpuasa, maka musafir sudah harus berada di luar wilayah tempat tinggalnya. Minimal sudah keluar dari batas kecamatan. Mereka wajib untuk mengganti puasa atau mengkada pada hari lain di luar bulan Ramadan.
Kegiatan yang Umum Dilakukan dan Hukum Puasa
Setelah mengetahui golongan orang yang tak wajib berpuasa, sekarang saatnya kamu mengetahui hukum puasa dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Mungkin kamu sempat bingung, seperti apa sih hukum puasa saat kita melakukan kegiatan atau aktivitas tertentu? Pasalnya, kita tetap harus berhati-hati agar aktivitas tersebut gak membatalkan puasa, mulai dari hal yang simpel, seperti keramas, menggosok gigi dan sebagainya. Berikut hukum puasa saat melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu yang perlu kita ketahui agar tak batal!
1. Mencicipi makanan
Mengutip dari akun Instagram Bimbingan Masyarakat (BIMAS) Islam Kemenag RI, menurut para ulama jika kamu mencicipi makanan saat berpuasa hukumnya mubah jika dengan tujuan dan kepentingan tertentu. Contohnya, untuk memastikan rasa makanan saat proses memasak. Perbuatan ini menjadi makruh hukumnya jika hanya sekadar iseng dan gak ada tujuan. Namun ketika mencicipi masakan kamu harus berhati-hati agar gak sampai ke kerongkongan atau tertelan. Jika hal itu terjadi, maka puasamu pun akan batal. Jika kamu ragu ketika hendak mencicipi makanan karena takut tertelan, maka lebih baik gak usah kamu lakukan.
2. Menyikat gigi
Mengutip dari Kompas.com, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah dan ukhuwah, Cholil Nafis menjelaskan jika sikat gigi pada pagi hari sebelum waktu zuhur gak membatalkan puasa. Justru orang yang berpuasa perlu membersihkan mulutnya. Jika sikat gigi kamu lakukan setelah waktu zuhur, maka hukumnya menjadi makruh. Artinya, gak dianjurkan untuk dilakukan, namun jika dilakukan gak berdosa. Kamu bisa sikat gigi 30 menit setelah sahur dan berbuka agar kesegaran mulut tetap terjaga. Kamu juga harus hati-hati ketika berkumur karena jika ada sedikit air yang tertelan maka puasamu akan batal.
3. Keramas
Mengutip dari web NU Online, umumnya terdapat 3 motif mandi pada orang yang berpuasa, yang pertama adalah mandi wajib atau mandi junub, kedua yaitu mandi sunnah, dan yang ketiga ialah mandi biasa dalam rangka membersihkan badan atau untuk menyegarkan badan. Mandi dan keramas dengan ketiga tujuan ini hukumnya mubah atau boleh di siang hari saat Ramadan dan tentunya dengan beberapa syarat, yaitu gak dengan seganja memasukkan air ke mulut serta menelan air itu.
Itulah hukum puasa Ramadan jika kamu melakukan kegiatan tertentu dan golongan yang gak wajib berpuasa. Sekarang, kamu jadi lebih tahu, kan? Oh iya, kamu juga bisa mengisi waktu selama bulan puasa dengan ikutan kelas eksklusif dari Nanyang Technological University loh. Agar gak bosan menunggu waktu berbuka puasa, yuk cari kelas yang kamu minati dan ikutan kelasnya dengan klik di sini!