Problem based learning adalah model pembelajaran yang makin banyak para pengajar zaman sekarang. Selain lebih efektif, metode ini lebih tepat untuk memudahkan pengajar menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Lalu apa sih bedanya dengan traditional learning? Kita bahas yuk.
Problem based learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan satu dari sejumlah model pembelajaran yang sedang tren saat ini. Selain bermanfaat buat siswa sekolah, metode ini juga efisien buat kamu sebagai mahasiswa. Apalagi setelah lulus kuliah, mengingat akan banyak tuntutan buat kamu untuk bisa berpikir kritis, menganalisa masalah-masalah yang nyata, dan mencari solusinya.
Baca Juga: Plus Minus Problem Based Learning Dalam Dunia Pendidikan
Lantas, seperti apa sih PBL itu? Apa hubungannya dengan berpikir kritis? Kita kupas satu-satu ya.
Apa Itu Problem Based Learning?
Menurut situs silabus.web.id, ada beberapa pengertian Problem Based Learning dari para ahli. Menurut Duch, PBL adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.
Sementara Frinkle dan Torp, berpendapat bahwa Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
Dengan kata lain, PBL adalah model pembelajaran yang menyajikan permasalahan atau kasus di dunia nyata sebagai sarana belajar peserta didik. Di sini, pengajar bukan hanya memberikan ilmu dan pengetahuan begitu saja, tetapi peserta didik terlibat secara aktif dalam proses belajar, berdiskusi, dan menemukan solusi.
Dalam model pembelajaran ini, peserta didik belajar mengembangkan dan mengasah keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi. Mereka juga melatih diri mereka untuk bekerjasama dalam tim, mencari dan mengumpulkan informasi yang sesuai.
Menariknya, awal mula PBL adalah dari sekolah kedokteran McMaster University di Hamilton pada 1960. Pendidikan kedokteran tradisional saat itu hanya punya sedikit relevansi dengan praktik kedokteran. Kemudian kurikulum PBL terus berkembang sehingga memungkinkan siswa melihat relevansi dan aplikasinya di masa mendatang.
Apa Saja Tujuan PBL?
Nah, dengan model pembelajaran demikian, Pembelajaran Berbasis Masalah tentunya punya tujuan yang lebih jelas. Tujuan aktivitas dalam Problem Based Learning adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis
- Melatih peserta didik memahami dan menyelesaikan masalah
- Mampu memperoleh pengetahuan secara mandiri
- Melatih komunikasi peserta didik terutama dalam kerja kelompok
Perbedaan PBL dan Traditional Learning
Model pembelajaran tradisional (Traditional Learning) mungkin lebih familier daripada PBL. Padahal, PBL punya keunggulan ketimbang Traditional Learning. Bahkan lebih baik loh.
Cara belajar dalam Problem Based Learning sangat berbeda dengan cara belajar tradisional. Dalam Traditional Learning, kamu banyak menghafal informasi-informasi dari pengajar dan lebih condong ke buku teks. Kemudian kamu harus menjawab permasalahan untuk kamu terapkan informasi tersebut.
Dalam model pembelajaran ini, peserta didik menjadi tidak aktif karena hanya menerima informasi atau pengetahuan dan menghafalnya. Peserta didik juga tidak terlatih mendapatkan pengetahuan secara mandiri. Dengan begini cara belajar tradisional ini menjadi tidak efektif.
Sementara dalam Problem Based Learning, kamu justru akan mendapatkan masalah terlebih dulu untuk mempelajari dan memahaminya. Kamu harus mengidentifikasi kebutuhan informasi, untuk kemudian mempelajari dan menerapkan informasi tersebut dalam mencari solusi permasalahan.
Secara singkat, penerapan Problem Based Learning adalah pengajar sebagai fasilitator memberikan suatu permasalahan kepada peserta didik, yang diambil dari koran, majalah, artikel, dan sebagainya. Kemudian peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk memahami masalah tersebut dan mencari informasi tambahan dari perpustakaan, observasi, atau internet. Selanjutnya, peserta didik menyampaikan solusi mereka dan pengajar membantu mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Bagaimana? Tertarik menerapkan metode ini? Cari tahu tentang topik dan artikel menarik lainnya hanya di goKampus.
Baca Juga: Dapat Cuan Jutaan Rupiah? Gampang, Yuk Ikutan goKampus Writing Competition!
Jangan lupa untuk download aplikasi goKampus melalui Play Store dan App Store untuk mendapatkan informasi yang lengkap seputar dunia perkuliahan. Di sini kamu juga bisa mengikut berbagai kelas online hingga sertifikat siap kerja dari luar negeri! Menarik kan? Cek linknya di sini.